SOLOPOS.COM - Warga mengamati perkembangan kenaikan air yang menggenangi perumahan mereka akibat luapan sungai Manunggal di Jalan Tohpati, Golo, Jogja, Kamis (06/12/2012) petang. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)


Warga mengamati perkembangan kenaikan air yang menggenangi perumahan mereka akibat luapan sungai Manunggal di Jalan Tohpati, Golo, Jogja, Kamis (06/12/2012) petang. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

JOGJA– Puluhan pemukiman di RW 02 mulai RT 6, RT 7 hingga RT 9, Golo, Pandean, Umbulharjo terendam banjir. Banjir terjadi karena air meluap dari kali Manunggal akibat hujan pada Kamis (6/12/2012). Banjir juga melanda puluhan rumah di Klitren, Gondokusuman.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Meski begitu, menurut Camat Umbulharjo Agus Winarto, banjir sudah bisa diatasi dua jam kemudian setelah warga dan relawan menangani banjir setinggi hingga satu meter tersebut. Sekitar 300 warga di 4 RT tersebut membutuhkan logistik.

“Bener mas (banjir melanda wilayah Gono, Pandean. Tapi sekarang sudah bisa diatasi atas kerjasama masyarakat dengan temen-teman relawan dari URC, Pareanom, Code-X, Mustika,” jelas Agus kepada Harian Jogja, Kamis (6/12/2012).

Warga disekitar menuding, pengerjaan proyek manunggal menjadi penyebab banjir itu terjadia. Pasalnya, steger untuk penyangga pengecoran jalan meski belum waktunya dilepas, sudah diambil sehingga banyak sampah yang menyangkut di tiang penyangga dan menghalangi aliran air.

“Kami sudah meminta pengembang melalui Kimpraswil untuk membersihkan sampah yang menyumbat aliran sungai. Tapi, sampai saat ini belum dilakukan sehingga timbul banjir lagi,”katanya.

Pasalnya, banjir yang terjadi seminggu lalu, Kamis (29/12/2012), juga menggenangi wilayah permukiman yang sama. Agus meminta, Kimpraswil menangani masalah tersebut secepatnya agar tidak terulang lagi untuk ketiga kalinya. Sebab, air yang seharusnya mengalir masuk di bawah jembatan meluap ke permukiman warga. Bahkan, untuk menguras air tersebut, petugas dari Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana Daerah (BKPBD) harus menggunana diesel.

“Ada dua diesel yang kami keluarkan untuk mengeluarkan air dari permukiman. Saat ini sudah teratasi,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana dan Operasional Penanggulangan Kebakaran dan Perlindungan Masyarakat Kota Jogja Sugeng Prianto, kemarin (6/12).

Tidak hanya di Pandean, Umbulharjo, luapan air juga terjadi di Kali Belik, Klitren, Gondokusuman. Kali Belik yang memiliki panjang sekitar delapan kilometer itu kerap menimbulkan banjir di pemukiman warga Jogja karena kiriman air hujan dari wilayah Sleman besar. Sejak dari hulu di Sagan, atau Bulaksumur, UGM, sungai tersebut sebenarnya memiliki kondisi yang lebih rendah dari permukaan tanah lain. Akibatnya, air hujan yang mengguyur sekitar Samirono, Catur Tunggal, Depok Sleman, dan Bulaksumur lari ke sungai ini.

“Selain itu, kondisi sungai kecil sehingga tidak mampu menampung limpahan air hujan dari Sleman. Itu membuat permukiman warga yang lebih rendah dari Kali Belik kerap kebanjiran. Seperti di Klitren yang terkena banjir untuk keduakalinya dalam satu minggu ini,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya