SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Air yang membanjiri sejumlah wilayah di Soloraya, termasuk Kota Solo dan Sragen,  dua hari terakhir, dipastikan bukan berasal dari limpahan Waduk Gajah Mungkur (WGM). Hingga Kamis (11/11) siang, tinggi permukaan air (elevasi) masih normal dan keempat pintu spillway juga tertutup rapat.

Pintu itu, berdasarkan pantauan Espos, bahkan tengah dicat ulang. Para pekerja tampak bergelantungan di salah satu pintu berukuran raksasa itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Data yang diperoleh Espos dari Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) IV Perum Jasa Tirta (PJT) I Bengawan Solo, selaku pengelola WGM, elevasi waduk tersebut masih 133,75 meter dari permukaan laut. Elevasi tersebut hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan pola operasi waduk pada November ini yang mestinya 133,56 meter.

“Ini masih normal dan belum perlu dibuang melalui spillway. Saat ini air hanya dialirkan ke turbin PLTA dengan debit 56,8 meter kubik per detik. Pintu spillway baru akan dibuka jika elevasi mencapai ketinggian 135,3 meter,” ungkap Kepala Divisi Jasa ASA IV PJT I Bengawan Solo, Winarno, saat ditemui wartawan di kantor PJT wilayah WGM, Kamis.

Dengan kondisi tersebut, Winarno menegaskan tidak benar jika ada masyarakat yang menuding banjir di Soloraya dua hari lalu disebabkan karena limpasan air dari WGM. Menurut Winarno, banjir tersebut disebabkan hujan bersamaan dengan intensitas tinggi dan dalam waktu lama, terutama di daerag hulu Sungai Walikan di Karanganyar, Sungai Dengkeng di Klaten dan Sungai Samin di Sukoharjo.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya