SOLOPOS.COM - Warga memancing di areal banjir di Kelurahan Giritirto, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Senin (6/3/2023). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRIBanjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo yang merendam puluhan rumah di Kelurahan Giritirto, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri dimanfaatkan sejumlah orang sebagai tempat memancing ikan. Spot mancing tersebar di beberapa lokasi banjir.

Salah satu pemancing, Alfri, mengatakan warga yang rumahnya terdampak banjir dan sekitarnya memanfaatkan banjir itu untuk tempat memancing. Selain sampah, luapan Sungai Bengawan Solo itu juga membawa habitat ikan ke pemukiman yang terkena banjir.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Ada beberapa jenis ikan yang biasa dipancing di antaranya nila, wader, dan putihan. Ikan-ikan itu seperti menemukan habitat baru di area pemukiman.

“Banyak banget ikannya. Yang mancing ya warga sekitaran sini. Lumayan bisa buat hiburan di tengah banjir,” kata Alfri kepada Solopos.com, Senin (6/3/2023).

Kegiatan memancing ikan itu sudah berlangsung sejak banjir melanda di wilayah setempat pertengahan Februari 2023 lalu. Selama 24 jam, hampir selalu ada orang memancing di areal banjir, dari pagi-malam.

Jumlah pemancing semakin banyak ketika malam hari. Sebab saat malam ikan dinilai lebih banyak dan mudah terpancing.

Mereka memancing dengan menggunakan umpan yang mereka buat sendiri dari berbagai bahan seperti telur ayam, pelet ikan, dan mi instan yang dicampur. Selain itu, beberapa dari mereka juga menggunakan cacing.

Selain memancing, cara lain warga untuk menangkap ikan di areal banjir yaitu dengan menjaring. Hal itu seperti yang dilakukan Paryanto.

Saat memiliki waktu senggang, Paryanto memilih menjaring dengan alat jaring yang ia buat sendiri terbuat dari bambu dan jaring plastik berbentuk segitiga.

Dia biasa menjaring ikan-ikan itu di sekitar rumahnya. Ikan-ikan yang didapat biasanya seukuran dua-tiga jari orang dewasa.

Nggih namung niki hiburane nek pas lega,” ujar dia.

Warga lain, Suryanto, menyampaikan pemancing ikan di areal banjir tidak hanya warga sekitar, melainkan ada juga dari luar kelurahan. Mereka biasanya datang saat malam hingga pagi. Beberapa orang ada yang mulai memancing sejak pagi.

Menurut dia, itu sudah menjadi hal lumrah. Setiap banjir melanda, warga memanfaatkannya memancing ikan.

Warga pun tidak keberatan dengan hal tersebut. Tidak jarang mereka ngobrol dengan warga terdampak banjir sembari umpannya dimakan ikan.

“Kalau malam malam malah lebih banyak yang mancing. Kalau pagi ini ada beberapa, tersebar juga di beberapa lokasi banjir,” ucapnya.

Sebagai informasi, puluhan rumah di kelurahan Giritirto, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri masih terendam banjir selama 19 hari. Beberapa barang rumah tangga mereka rusak. Banjir kali ini disebut banjir terlama sepanjang sejarah di wilayah setempat.

Warga terdampak banjir lain, Sutardi, menyatakan selama 40 tahun dia tinggal di Kelurahan Giritirto, banjir kali ini merupakan banjir terlama yang masuk ke rumahnya.

Seluruh bagian rumah Sutardi terendam banjir. Bagian belakang rumah yang lebih rendah dibanding bagian depan tinggi banjir mencapai selutut orang dewasa.

Beberapa barang-barang rumah tinggi dibiarkan terendam. Sementara Sutardi dan keluarganya terpaksa mengungsi di rumah warga lain.

Menurut dia, selama pintu spillway dibuka dan masih sering terjadi hujan, banjir belum bisa surut.

Setiap kali pintu spillway dibuka baik dikurangi atau ditambah, Sutardi menerima informasi dari Perum Jasa Tirta I selaku yang berwenang dalam pengendalian air di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri.

Informasi terakhir yang Sutardi terima, debit air limpasan dari WGM melalui pintu spillway dan pembangkit listrik tenaga air sebanyak 240 m3/detik.

“Ya ini musibah, kita tidak bisa menyalahkan siapa, tidak boleh saling menyalahkan. Memang alamnya seperti ini dan ini enggak terjadi hanya di sini, tapi seluruh dunia sedang dilanda perubahan iklim” ucap Sutardi.

Dia menambahkan, warga beberapa kali sudah menerima bantuan baik dari pemerintah daerah setempat atau organisasi lain seperti Ikatan dokter Indonesia (IDI). Bantuan itu berupa sembako dan obat-obatan.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya