SOLOPOS.COM - Kondisi Jembatan gantung Bawu yang terendam luapan sungai Braholo, Kamis (2/2/2017). (Istimewa)

Banjir Boyolali berdampak pada jembatan gantung Bawu.

Solopos.com, BOYOLALI — Jembatan Gantung Bawu yang menghubungkan Desa Bawu dengan Desa Klewor, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, hingga Senin (6/2/2017), masih terendam air kira-kira setinggi lutut orang dewasa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sepeda motor biasa belum berani lewat. Warga minta segera ada perbaikan kalau perlu dibangun lagi jembatan permanen yang lebih besar dan aman dari luapan sungai,” kata Kepala Desa (Kades) Klewor, Parji, kepada , Senin.

Selain itu, lanjut dia, warga juga berharap akses jembatan sepanjang hampir 35 meter itu menjadi lebih layak tidak hanya untuk pejalan kaki dan pengendara motor tetapi juga mobil.

Diberitakan, jembatan gantung Bawu terendam luapan air Sungai Braholo dari Waduk Kedung Ombo (WKO). Luapan sungai membawa sampah yang menumpuk di bawah jembatan dan menyumbat aliran air. (baca: Kedung Ombo Meluap, Jembatan Gantung Bawu Terancam Putus)

Rabu (1/2/2017) malam, satu-satunya akses masyarakat Desa Klewor dan Desa Bawu itu terputus karena jembatan terendam air. Pada Kamis (2/2/2017) pagi, air mulai surut tapi pada bagian ujung jembatan masih terendam air.

Lebih lanjut, Pemerintah Kecamatan Kemusu telah melaporkan kondisi itu kepada Bupati Boyolali Seno Samodro. Kerusakan berupa putusnya sling atau tali baja jembatan setelah jembatan tersebut terendam luapan air sungai.

“Masyarakat mintanya jembatan itu diperbaiki dan dibangun jembatan permanen yang lebih layak dan lebih besar, seperti di Jrakah Selo,” kata Camat Kemusu, Supana.

Menurut Supana, warga menilai jika jembatan dibangun permanen dan lebih besar tentu akan lebih bermanfaat terlebih bisa untuk akses kendaraan roda empat.

Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR), Nyoto Widodo, membenarkan DPU-PR yang akan memperbaiki kerusakan Jembatan Gantung Bawu, Kemusu.

Namun, untuk membangun kembali jembatan menjadi jembatan permanen, Nyoto menilai hal itu belum memungkinkan. “Karena masuk wilayah lintas sungai. Harus izin dengan Balai Besar Wilayah Sungai [Pemali Juwana]. Anggarannya tentu akan sangat besar,” ujar Nyoto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya