SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Banjir Bantul menyebabkan tanaman bawang merah terendam air, sehingga petani merugi hingga miliaran rupiah

Harianjogja.com, BANTUL– Petani bawang merah di sepanjang pesisir selatan Bantul harus menelan kerugian miliaran rupiah, setelah banjir merendam ratusan hektare lahan sejak Jumat (24/4/2014) malam hingga Sabtu (25/4/2015) pagi.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Banjir merendam hampir seluruh tanaman bawang merah mulai dari Kecamatan Sanden hingga Kretek akibat hujan yang terus mengguyur ditambah luapan sungai Winongo dan Opak.

Mantri Tani Kecamatan Sanden, Bantul, Gunawan menyatakan, di wilayahnya 100 hektare bawang merah terendam banjir.

“Tanaman bawang merah paling banyak terdapat di Desa Srigading, ini banjir merendam hampir semua tanaman,” terang Gunawan, Sabtu (25/4/2015).

Tanaman bawang merah itu sebagian baru akan dipanen akhir April hingga awal Mei nanti. Sebagian lagi baru berumur 45 hari. Ia tidak yakin ratusan hektare bawang merah itu dapat terselamatkan, lantaran tanaman ini sangat rentan terhadap air.

“Kalau bawang merah kena air cepat puso, tapi kalau padi enggak masalah. Kalau pun dapat diselamatkan kualitasnya menurun dan hanya sebagian kecil,” ujar dia.

Kemungkinan kecil bawang merah dapat diselamatkan bila cuaca panas dan tidak lagi terjadi hujan serta apabila tanaman terus menerus disemprot pestisida untuk mematikan jamur.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Parangtritis, Kretek Bantul Kadiso mengungkapkan, di Parangtritis ada 150 hektare bawang merah yang terendam banjir. Dari jumlah itu diperkirakan hanya 15% tanaman yang mampu diselamatkan namun dengan kualitas yang buruk.

Mayoritas tanaman tidak dapat diselamatkan karena baru berumur dua minggu hingga satu bulan. “Hanya 15% yang selamat, sisanya puso gagal panen,” kata Kadiso.

Padahal petani telah mengeluarkan biaya produksi jutaan rupiah untuk menanam tanaman ini. Satu hektare lahan bawang membutuhkan biaya produksi hingga Rp90 juta dengan volume produksi mencapai 12 ton per hektare. Artinya, bila dikalikan dengan jumlah 75% lahan bawang yang gagal panen, kerugian mencapai Rp11 miliar lebih.

Desa Parangtritis selama ini menjadi sentra tanaman bawang merah terbesar di Bantul. Kadiso berharap pemerintah meringankan beban petani dengan memberi bantuan benih saat musim tanam bawang berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya