SOLOPOS.COM - Cars are afloat in a flooded area in Geumjeong, Busan, Monday. Heavy rain hit the southern part of the country, causing flash floods, landslides, and suspension of subway service in some areas. (JIBI/Harian Jogja/The Korea Times/Yonhap)

Harianjogja.com, JOGJA-Hujan deras yang terjadi di Busan, Changwon dan sejumlah daerah di sisi selatan Korea Selatan mengakibatkan terjadinya hujan bandang pada Senin (24/8/2014).

Dikutip dari The Korea Times, empat korban meninggal berjenis kelamin perempuan. Keempatnya meninggal karena tersapu banjir bandang di Busan. Sementara satu korban perempuan lain, ditemukan meninggal di bus umum yang hanyut di Changwon. Korban ini diperkirakan berusia 30-40 tahun. Polisi setempat mengatakan setidaknya ada lima penumpang di dalam bus tersebut. Operasi penyelamatan untuk empat korban lain saat ini tengah dilakukan.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Di Dongnae-gu, Busan Utara, tim penyelamat menemukan dua perempuan yang terjebak di dalam mobil yang terendam air. Keduanya segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, tetapi tidak berapa, keduanya dinyatakan meninggal. Korban lain, 60, ditemukan pukul 16.00 waktu setempat setelah terhantam mobil yang hanyut dalam banjir bandang.

Korban berjenis kelamin perempuan lain ditemukan di Gijang-gun, Busan Selatan, tepatnya di dalam sebuah mobil. Berdasarkan keterangan dua saksi yang sempat bersama korban, ketiganya berencana pulang ke rumah begitu menyelesaikan pekerjaan. Namun tidak berapa lama, banjir bandang menerjang klub golf tempat mereka bekerja. Dua saksi berhasil meloloskan diri, tetapi satu orang tidak dapat menyelamatkan diri.

Selain itu, 380 siswa SMP Yangduk Girls sempat terjebak di sekolah. Air sudah memasuki lantai pertama gedung. Beruntung, tindakan penyelamatan dapat segara dilakukan dan siswa dapat dievakuasi.

Berdasarkan pernyataan resmi dari Korea Meteorological Administration, curah hujan pada Senin (24/8/2014) mencapai 100 milimeter per jam di Changwon dan 130 milimeter per jam di Busan. Hujan deras yang masih terjadi dan sungai yang meluap disebut polisi serta petugas pemadam kebakaran menghambat upaya penyelamatan.

Hujan deras ini juga terjadi di reaktor nuklir di Busan. Kendati demikian situasi dinyatakan aman. Sebab Korea Hydro and Nuclear Power Co. (KHNP), energi nuklir tersebut sudah mati secara otomatis saat terjadi cuaca ekstrem. Adapun baru pertamakali dalam sejarah, reaktor nuklir Korea Selatan yang telah beroperasi sejak Juli 1983 ini mati secara otomatis karena hujan.

“Karena air yang masuk ke gedung dalam jumlah besar, kami memutuskan mematikan pengoperasian manual reaktor nuklir untuk menjaga keamanan peralatan listrik,” paparnya.

Terkait bencana ini, Busan Subways harus menutup 14 jalur kereta bawah tanah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya