Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Pantauan Espos, sejumlah bangunan baru yang tumbuh menempel dan menumpang tembok Alun-Alun Selatan itu antara lain teras rumah, garasi, hingga usaha bengkel warga. Bagian tembok yang di atasnya dipasang teras, kondisinya saat ini sudah keropos lantaran kerap tertimpa guyuran air hujan dari kucuran atap. Sebagian tembok bahkan sudah ada yang roboh sepanjang 25 meter tepatnya di bagian selatan berbatasan dengan Pasar Gading. Kondisi tersebut praktis membuat wajah cagar budaya di Kota Bengawan ini bukan saja tak terawat, namun juga terancam musnah lantaran tak ada penghargaan dan kepedulian sama sekali dari masyarakat.
Menggapi hal itu, anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Solo, Mufti Raharjo berjanji bakal segera turun tangan untuk melakukan langkah-langkah kongkret. Kondisi tersebut, lanjutnya, tak bisa dibiarkan lama karena akan menjadi preseden buruk atas upaya penyelamatan cagar budaya di Kota Solo. Terimakasih atas infonya. Kami malah baru tahu. Kami berjanji akan segera turun tangan untuk mengambil langkah-langkah kongkret, jelasnya.
Menurut Mufti, semua bangunan yang berdiri di antara Gapura Gladak Keraton hingga Alun-Alun Kidul merupakan kawasan cagar budaya yang telah mendapatkan ketetapan dari presiden. Sehingga, apapun bangunan di atasnya harus mendapatkan perlindungan. Ini akan menjadi masukan bagi kami untuk segera melakukan langkah-langkah penyelamatan, paparnya.
Menurut kesaksian pedagang Pasar Gading, Jainah, robohnya tembok Alun-Alun Selatan itu terjadi tengah malam sekitar 1,5 tahun silam. Pedagang baru tahu kejadian tersebut pagi hari esoknya. Untuk menutupi sementara, para pedagang pun swadaya membeli seng sebagai pengganti tembok. Sejak roboh 1,5 tahun lalu, belum ada tindakan selain dipasang seng dan gedhek ala kadarnya, paparnya.
JIBI/SOLOPOS/Aries Susanto