SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan Kori Kamandungan, kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kamis (7/10/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah bangunan di Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo mendesak direvitalisasi. Salah satunya Panggung Sangga Buwana yang berusia 293 tahun.

Sebagian sudah lapuk dimakan usia dan kali terakhir tersentuh proyek sekitar satu dekade lalu. Hal tersebut terungkap saat Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Diana Kusumastuti, berkunjung ke Keraton Solo, Kamis (7/10/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam kunjungan itu, Diana didampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Pangageng Parentah Keraton KGPH Dipokusumo.

Diana mengatakan rencana bangunan Sangga Buwana Keraton Solo direvitalisasi masih dibicarakan. Dalam hal itu, Ditjen Cipta Karya akan koordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) dan Keraton Solo.

Baca Juga: SIPA 2021 Dibuka, Bisa Obati Kerinduan Nonton Konser Langsung

“Targetnya sesegera mungkin, tapi sekali lagi [kompleks Keraton] bukan bangunan biasa, tapi cagar budaya,” kata Diana kepada wartawan seusai kunjungan.

Ia juga berkomunikasi dengan Kementerian Kebudayaan mengingat revitalisasi bakal melibatkan Komite Cagar Budaya. Salah satunya, penyusunan detail engineering design (DED) harus melalui berbagai kajian.

“Harus dicek lagi, digambar dulu, seperti itu. Iya DED dulu baru dihitung anggarannya. Kami masih berkoordinasi lagi soal tahap pelaksanaannya,” imbuh Diana.

Di lokasi yang sama, Dipokusumo berharap Panggung Sangga Buwana Keraton Solo menjadi salah satu prioritas bangunan yang direvitalisasi ke depan. Bangunan itu bukan hiasan biasa, namun merupakan sengkalan tahun pendirian.

Baca Juga: Gibran soal Mandeknya Proyek GOR Manahan Solo: Tak Ada Kerugian Negara

Ikon Kota Solo

“Panggung Sangga Buwana dibangun pada 1708 tahun Jawa atau 1775 Masehi. Tampak dari luar bagian jendela dan pintu harus diperbaiki. Pengecatan sempat dilakukan beberapa tahun lalu, namun kayu-kayunya sudah mulai lapuk,” jelas Dipokusumo.

Dipo menambahkan bangunan itu menjadi prioritas selain karena merupakan ikon Kota Solo, juga punya nilai sejarah dan filosofi. Tidak gampang merevitalisasi cagar budaya karena keterlibatan banyak pihak, termasuk akademisi dan sejarawan.

Ia menyebut seluruh bangunan Keraton Solo secara menyeluruh mendesak direvitalisasi karena termakan usia. Namun pemerintah pasti menetapkan sejumlah prioritas melihat kemanfaatan dan tingkat kerusakan.

Baca Juga: Siap-Siap, Pelajar SD-SMA Solo Peserta PTM bakal Dites Swab Acak

Sementara itu, Gibran menyebut revitalisasi bakal dilakukan bertahap. “Kami ingin secepatnya tapi bertahap. Pura Mangkunegaran sudah, nanti Keraton bertahap, fisiknya kerusakan bagian mana, cukup banyak. Ini menjadi pekerjaan rumah (PR),” ucap Gibran.

Pada kunjungan itu, Gibran sudah mengajak Diana berkeliling bangunan. “Intinya dari Gladak sampai Alun-alun Utara ke bangunan utama Keraton butuh perbaikan,” ujanya.

Kementerian PUPR juga sudah mendokumentasikan kerusakan masing-masing bangunan untuk kemudian dikonsultasikan.

 

Berita ini telah disunting pada bagian judul, sebelumnya tertulis “Bangunan Berusia 293 Tahun di Keraton Solo Bakal Direvitalisasi”, yang benar “Bangunan Berusia 246 Tahun di Keraton Solo Bakal Direvitalisasi”. Mohon maaf atas kekeliruan ini. Demikian koreksi dari redaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya