SOLOPOS.COM - Ali Mahmud, 33, guru Kelas II berusaha menyelamatkan barang berharga di balik reruntuhan atap Ruang Guru dan TU MIM di Dusun Kaligandu, RT 021, Desa Pagak, Sumberlawang, Sragen, Kamis (31/12/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Bangunan ambruk bukan barang baru di lingkungan sekolah. Kali ini, giliran atap MI Muhammadiyah di Pagak, Sumberlawang, Sragen, yang ambruk.

Solopos.com, SRAGEN — Atap Ruang Guru dan Tata Usaha (TU) Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) di Dusun Kaligandu, RT 021, Desa Pagak, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, ambruk karena lapuk dimakan usia, Rabu (30/12/2015).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengamatan Solopos.com di lokasi, Kamis (31/12/2015), material atap Ruang Guru dan TU seperti genting, usuk, reng, belandar, plafon, dan lain sebagainya masih berserakan di lantai. Sebagian usuk, reng dan belandar masih menggantung di atas. Sejumlah personal computer (PC) berserakan di lantai setelah tertimpa reruntuhan. Sebuah lemari berisi dokumen sekolah juga ikut rusak terkena runtuhan atap.

Ekspedisi Mudik 2024

”Ambruk atap sekolah itu terjadi selepas zuhur. Saat asyik ngobrol, kami dikagetnya dengan suara kayu yang patah dari atap sekolah. Tak lama kemudian, atap itu ambruk hingga menimbulkan suara gemuruh,” kata Kristin, 40, warga setempat yang menjadi saksi mata ambruknya atap MIM Pagak itu.

Guru Kelas II MIM Pagak, Ali Mahmud, 33, mengatakan bangunan MIM Pagak sudah berusia hampir 30 tahun. Dia mengakui kondisi bangunan memang sudah lapuk dimakan usia. Namun, kegiatan renovasi bangunan MIM Pagak yang sudah diusulkan ke Kementerian Agama (Kemenag) hingga kini belum disetujui. “Sudah empat kali kami mengajukan usulan renovasi. Namun, sejauh ini belum ada tanggapan,” terang Ali di lokasi.

Beruntung ambruknya Ruang Guru dan TU MIM Pagak itu terjadi saat libur sekolah sehingga tidak menelan korban jiwa. Menurut Ali, bangunan itu sudah menunjukkan tanda-tanda akan ambruk dalam beberapa tahun terakhir.

“Pada 2012 lalu, separuh atap Ruang Guru dan TU itu sudah ambruk separuh. Atap itu masih bisa diperbaiki setelah kami mengganti kuda-kudanya. Namun, sejak 1,5 tahun lalu, para guru dan TU khawatir atap itu kembali runtuh. Untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, para guru dan TU menggunakan ruang dapur sebagai kantor,” jelasnya.

Selain Ruang Guru dan TU, atap Ruang Kelas IV dan Ruang Perpustakaan juga rawan runtuh. Plafon dua ruang itu sudah runtuh beberapa bulan lalu. Kendati demikian, 20 siswa Kelas IV masih menggunakan ruang itu untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Ruang perpustakaan itu juga masih difungsikan meski sebagian plafonnya sudah runtuh.

“Runtuhnya sebagian plafon Kelas IV dan perpustakaan itu terjadi malam hari sehingga tidak sampai menerlan korban,” terang Ali.

Ali berharap Pemkab Sragen melalui Kemenag bisa memberikan bantuan untuk merenovasi bangunan MIM Pagak. Menurutnya, warga sekitar bersedia bekerja secara swadaya untuk merenovasi bangunan MIM Pagak asalkan ada bantuan dana dari Kemenag.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya