SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI--Bangsal Kelas III RSUD Soediran Mangun Sumarso (SMS) Wonogiri overload.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagai gambaran pada Rabu (28/11), jumlah pasien kelas III mencapai 95 orang. Padahal, jumlah tempat tidur atau bed di rumah sakit itu hanya 88 bed yang tersebar di enam bangsal kelas III. Akibatnya, tujuh pasien terpaksa menempati bangsal kelas II untuk sementara waktu.

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Medik RSUD SMS Wonogiri, Adi Dharma, mewakili Direktur RSUD SMS Wonogiri, Setyarini, mengatakan kondisi overload tersebut sering terjadi.

“Sudah sering kami titip pasien ke bangsal II. Seperti sekarang ini, kondisinya penuh sejak awal November,” ungkap Adi, saat dihubungi Solopos.com, Rabu.

Adi menjelaskan jumlah pasien di bangsal kelas III saat ini mencapai 59,7% dari total pasien yang mencapai 159 orang. Seharusnya, semua pasien tersebut dirawat di bangsal kelas III karena mereka sebagian besar merupakan pasien penerima jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) dan jaminan persalinan (Jampersal).

Pasien kelas III terdiri dari pasien persalinan mencapai 20 orang pasien. Sedangkan sisanya bervariasi, meliputi penyakit syaraf 14 pasien, penyakit dalam, mulai dari jantung, paru-paru serta hipertensi, sebanyak 23 pasien, dan lain-lain.

Lebih jauh, dia menambahkan idealnya RSUD SMS Wonogiri memiliki 123 bed untuk kelas III. Hal itu merujuk pada ketentuan dalam badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) kesehatan yang menyebut 50% bed di rumah sakit harus disediakan untuk pasien miskin.

“Di RSUD SMS jumlah bed-nya 245 bed, sehingga untuk memenuhi itu seharusnya kami menambah 35 bed lagi atau minimal dua bangsal,” ujar dia.

Untuk memenuhi kebutuhan anggaran itu, Setyarini menegaskan pihaknya telah mengajukan anggaran dalam RAPBD 2013. Sayangnya, keputusan dalam rapat tahap I Badan Anggaran (Banggar) DPRD Wonogiri pekan lalu memutuskan usulan anggaran senilai total Rp10 miliar tersebut masuk dalam rasionalisasi anggaran. Setyarini mengatakan usulan anggaran tersebut sedianya digunakan untuk revitalisasi rumah sakit bersama sumber anggaran lain dari APBN.

“Rencana untuk dianggarkan bagi dana sharing dengan pusat. Dana itu [Rp10 miliar] termasuk untuk pembangunan bangsal, poliklinik, gedung penunjang pelayanan, dan lain-lain,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya