SOLOPOS.COM - Kepala Dinkop UKM Jateng, Ema Rachmawati menunjukkan produk UMKM Jateng di kantornya, Rabu (24/8/2022). (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SEMARANG — Pemberdayaan usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi salah satu upaya strategis Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Koperasi dan UKM Jateng untuk membangkitkan perekonomian pascapandemi Covid-19.

Pemprov Jateng melalui humas.jatengprov.go.id merilis, setidaknya ada empat sektor lapangan usaha di Jateng yang memberikan kontribusi terbesar, yakni industri pengolahan, perdagangan, pertanian, dan konstruksi, yang mencapai 72,43 persen dari total nilai produk domestik regional bruto (PDRB) Jawa Tengah 2022.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat menjadi narasumber webinar BPK, Kamis (17/6/2021) pernah menyampaikan, saat pandemi Covid-19, sedikitnya 440 perusahaan di Jawa Tengah babak belur sepanjang 2020.  Dari jumlah perusahaan itu, sekitar 65.874 pekerjanya terdampak. Bahkan 11.438 pekerja di antaranya harus jadi korban PHK dengan 36.132 orang lainnya harus dirumahkan.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah, Ema Rachmawati mengatakan kontribusi UMKM Jawa Tengah cukup besar.
“Kalau melihat [ketangguhan UMKM] sangat pesat. Misal waktu pandemi banyak PHK. Mau tidak mau [UMKM] tetap harus hidup. Mereka juga tidak memberhentikan karyawan,” kata Ema saat berbincang dengan Solopos, Rabu (24/8/2022).

Kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) makin tampak seusai dihadapkan pandemi Covid-19. Dari 2019, kontribusi UMKM naik sebesar 27 persen pada 2021.

Baca Juga: Lezatnya Bisnis Bagelen Bekatul Super Roti Semarang, Inovasi Jadi Kunci

“[Dari kondisi pandemi] muncul UMKM baru, ini kalau lihat data 2019 ketika pandemi belum ada kontribusi UKM terhadap PDB, hanya 10 persen. 2020 naik 11 persen, 2021 ini fenomenal, 37 koma sekian persen,” jelasnya.

Guna menambah ketangguhan dan meningkatkan potensi UKM dan UMKM, Pemprov Jateng bersama Dinkop UMKM Jateng mempunyai beberapa terobosan, antara lain dengan menggelar UKM Virtual Expo (UVO). Dalam kegiatan itu, UMKM dari berbagai kota/kabupaten yang telah lolos kurasi bisa mendisplay produk mereka. Bahkan hingga 2021, omzet yang didapat mencapai Rp6 miliar. “UKM Virtual Expo cukup besar mendongkrak pasar luar negeri,” imbuh Ema.

Kedua, program penjualan parcel yang berisi produk UMKM. Ema mengatakan, parcel dijual pada momen tertentu seperti lebaran. Bahkan pada penjualan parcel 2022, omzet parsel menapai Rp5 miliar.

“Kedua kita ada program parcel UKM seluruh Jateng, Dinkop bantu jualkan [sebelumnya] Rp2 miliar, tahun ini Rp5 miliar,” jelas dia.

Baca Juga: Anindya Batik Art Semarang Tak Hanya Cari Laba, Pemberdayaan Difabel Juga Utama

 

Sejumlah produk UMKM Jateng di kantor Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, Rabu (24/8/2022). (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)
Sejumlah produk UMKM Jateng di kantor Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Rabu (24/8/2022). (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Tak hanya itu, Pemprov Jateng juga telah mewajibkan sektor pemerintahan mengalokasikan produl UMKM untuk pengadaan barang dan jasa . Hal itu juga menjadi salah satu upaya mendukung UMKM.

“40 Persen pengadaan barang jasa wajib dialokasikan ke UKM, utama UMKM dan koperasi. Sudah ada 4.200 yang bergabung ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP) e-katalog. Ada 99 produk 17 kabupaten. Transaksi belanjanya mencapai Rp285 miliar kepada UKM,” kata Ema.

Tak hanya menopang pertumbuhan ekonomi regional, UMKM juga digadang naik kelas. Dinkop UKM Jateng menilai perlu adanya langkah strategis.

Dinkop UKM Jateng fokus mendorong kesadaran kerja sama antar-UMKM. Namun sejauh ini, kesadaran tersebut belum banyak tumbuh. Hal itu salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor dalam jumlah banyak.

Baca Juga: PT Gatraco Inti Semesta Boyolali, Modal Rp100 Juta Kini Beromzet Miliaran

Berangkat dari permasalahan itu, Dinkop UKM Jateng menilai perlu adanya konsolidasi antarpelaku UMKM. Karenanya konsolidasi antar-UMKM menjadi salah satu upaya strategis Dinkop UKM.

Selain itu, Dinkop UKM Jateng akan fokus pada digitalisasi baik pemasaran dan administrasi UMKM. Digitalisasi dirasa perlu sebab ada perubahan perilaku konsumen usai pandemi Covid-19 dari pembelian konvensional menjadi online.

“Digitalisasi dan konsolidasi, saya rasa keduanya. Karena tantangannya menggabungkan jadi satu itu [misalnya untuk pemenuhan ekspor],” jelas dia kepada tim Ekspedisi UMKM 2022.

Ekspedisi UMKM 2022 yang digelar Solopos Media Group didukung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, Telkom Indonesia, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, Semen Gresik, Yayasan Dharma Bhakti Astra, Shabat Warna Gemilang, dan Sun Star Motor memotret perjalanan sejumlah UMKM tangguh di Jawa Tengah. Di antaranya Nasrafa Kain Batik Solo, Anindya Batik Difabel Semarang, dan Ipang Collection Magelang.

“Nasrafa menariknya bisa merangkul remaja dari berbagai latar belakang, seniman, budaya. Sementara Anindya menunjukkan UMKM itu tak hanya cari laba loh tapi juga sosiopreneur. Kalau Ipang bisa menerapkan pelatihan manajerial, semula omzet Rp150 juta sekarang sudah Rp600 juta,” jelas Ema.

Banner Ekspedisi UMKM 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya