SOLOPOS.COM - Bandono (kiri) bersama Kepala SDN Mijen Solo, Joko Santosa. (Solopos-Kurniawan)

Solopos.com, SOLO -- Mempunyai 15 anak membuat Bandono, 56, pegawai negeri sipil (PNS) penjaga SDN Mijen, Jagalan, Solo, harus bekerja ekstra keras dan pintar memutar otak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Tak hanya mengandalkan gaji sebagai PNS, Bandono yang beristrikan Nur Wigati, 50, juga rajin mencari tambahan penghasilan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

"Sejak berdirinya sekolah ini tahun 1981, saya sudah bekerja menjadi penjaga di sekolah ini. Lalu tahun 1988 saya menikah. Alhamdulillah selang dua tahun sejak itu, tahun 1990 saya sudah diangkat menjadi pegawai negeri sipil [ASN]," beber Bandono saat diwawancara wartawan di rumah dinasnya yang berukuran 5x7 meter persegi di Kompleks SDN Mijen Solo, Rabu (22/1/2020) siang.

Selain bekerja sebagai penjaga sekolah, Bandono juga berjualan cacing untuk memancing ikan. Dia juga membuat dan menjual sapu dari hasil belajar kepada Kepala SDN Mijen (dulu SDN 1 Mijen) yang menjabat saat itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Sedangkan istri Bandono, Nur Wigati, berjualan makanan di kantin sekolah untuk menambah pemasukan. Sayangnya, beberapa waktu terakhir Nur tidak lagi berjualan karena alasan tertentu. Kini, wanita yang melahirkan 15 anak itu hanya di rumah mengasuh anak-anak.

Kendati diakui banyak kendala yang dirasakan, Bandono sadar perjuangannya mengasuh dan membesarkan anak-anak belum selesai. Tapi dia bertekad terus berjuang hingga anak-anaknya menyelesaikan pendidikan formal hingga sekolah menengah atas (SMA) di sekolah negeri.

Saat ini, satu anaknya masih bersekolah di jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan dua anak lain di sekolah dasar (SD).

“Alhamdulillah anak-anak saya sejak kecil sampai besar banyak yang sehat. Harapan orang tua kepada anak ya bisa menyekolahkan mereka sampai selesai. Walau kendalanya ya banyak. Saya dan istri akan terus berjuang semampu kami,” tekad dia.

Diberitakan sebelumnya, Bandono dan Nur Wigati menikah pada 28 September 1988. Sebanyak 15 anak Bandono-Nur Wigati lahir kurun waktu tahun 1989 hingga 2011. Artinya hampir setiap 1,5 tahun Nur Wigati melahirkan anak. Mereka dikaruniai 12 anak laki-laki dan 3 anak perempuan.

Bandono mengaku tak pernah membayangkan bakal mempunyai 15 anak. Dia bercerita awalnya Nur Wigati sempat ikut KB menggunakan pil. Tapi akhirnya dia berhenti karena merasa pusing saat menggunakan pil KB.

Kepala SDN Mijen Solo, Joko Santosa, 57, menuturkan Bandono setiap hari rutin membukakan pintu sekolah, menyapu halaman, membersihkan toilet, serta menyiram tanaman.

Kurangi Macet, Calon Penumpang Bus di Terminal Tirtonadi Diimbau Tunggu di Dropzone

Tapi sejak jatuh sakit tiga bulan lalu kinerja Bandono mulai menurun. Apalagi Bandono sempat dua kali menjalani rawat inap di rumah sakit.

“Istrinya pun tidak lagi berjualan di kantin, lebih banyak di rumah. Nggak tahu alasannya apa,” terang dia.

Joko menerangkan kondisi keluarga Bandono-Nur Wigati yang mempunyai 15 anak pernah dijenguk Iriana Joko Widodo (Jokowi) saat menjadi Ketua TP PKK Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya