SOLOPOS.COM - Puluhan warga penolak bandara yang tergabung dalam kelompok Wahana Tri Tunggal (WTT) mendatangi Balai Desa Palihan, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (1/2). WTT menuntut penghapusan data terkait lahan milik mereka yang tetap tercantum dalam hasil pengukuran dan pendataan calon lokasi bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo untuk masalah pendataan lahan masih pro dan kontra.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Wahana Tri Tunggal (WTT) memprotes data makam di Dusun Sidorejo, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo yang ikut tercantum dalam hasil pengukuran dan pendataan lahan calon lokasi bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

WTT juga tidak terima karena hal serupa juga terjadi pada lahan milik anggota mereka yang sejak awal menolak upaya pengukuran dan pendataan.

Hal itu disampaikan sejumlah perwakilan dari ratusan anggota WTT yang datang ke Balai Desa Glagah untuk berdialog dengan tim Badan Pertanahan Nasional (BPN), Rabu (3/2/2016).

WTT menagih kesepakatan tim untuk tidak mengukur dan mendata lahan milik warga penolak, makam, serta tempat ibadah. Mereka kecewa karena tim mengabaikan kesepakatan itu. Mereka menyatakan akan tetap mempertahankan lahan dan menolak pembangunan bandara sampai kapanpun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya