SOLOPOS.COM - Warga berkerumun mengawasi jalannya pengukuran dan pematokan lahan yang menjadi lokasi pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Dusun Kretek, Desa Glagah, Selasa (8/12/2015). (Holy Kartika N.S./JIBI/Harian Jogja)

Perpindahan warga terdampak bandara ke area relokasi dijadwalkan akhir pekan ini.

Harianjogja.com, KULONPROGO— Perpindahan warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) secara serempak, atau yang disebut bedol desa menuju permukiman relokasi akan dimulai Sabtu (21/10/2017) akhir pekan ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dusun Bapangan, Suparjo mengatakan, tanggal itu merupakan waktu yang diatur menurut kesepakatan, antara Bupati Kulonprogo dan perwakilan warga terdampak pembangunan NYIA. Kendati demikian, hingga saat ini masih belum ada kabar lanjutan, apakah bedol desa benar akan dilakukan pada tanggal tersebut, atau mengalami perubahan.

Suparjo menjelaskan, penentuan tanggal itu didasari pertimbangan keinginan warga agar perpindahan dilakukan setelah Bulan Sura. Bila dihitung, akhir Bulan Sura masuk pada pertengahan Oktober. Secara umum, warga menurutnya juga sudah siap pindah ke hunian relokasi, walau ada beberapa yang belum siap pindah karena menunggu kamar jadi dan siap ditinggali. Hanya saja, mereka tetap menunggu Sura berakhir, dengan keyakinan bisa menghindarkan mereka dari hal-hal negatif di rumah baru.

“Dari 40 rumah relokasi warga yang dibangun, sekitar 15 rumah sudah ditempati secara permanen, oleh pemiliknya. Katanya sekarang sudah boleh pindah, rata-rata semua warga juga sudah mengusung barang-barang merekake rumah baru,” ungkapnya, Senin (16/10/2017).

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo menyatakan, akan segera memimpin prosesi bedol desa para warga terdampak pembangunan NYIA. Rumah warga di lahan relokasi sudah seluruhnya sudah dilengkapi fasilitas mandi, cuci, kakus, jaringan air dan listrik, dan kamar tidur. Sehingga, ia memastikan bahwa warga akan segera menempati hunian baru mereka di lahan relokasi, walaupun belum 100% siap ditempati. Ia berencana menengok lahan relokasi, untuk melihat proses perpindahan warga.

“Saya hanya mengikuti rencana kepala desa dan warga untuk bedol desa akhir Sura,” ujarnya.

Menurut Hasto, sejumlah permasalahan seperti kelengkapan fasilitas permukiman yang dikeluhkan warga, dan sejumlah warga yang menolak pembangunan NYIA, bisa diselesaikan pada tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya