SOLOPOS.COM - Warga melintas di dekat spanduk penolakan pembangunan bandara yang terpasang di Desa palihan, Kecamatan Temon, Kamis (12/9/2013). (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

Harianjogja.com, KULONPROGO- Warga lanjut usia (lansia) di kawasan pesisir pantai wilayah Sidorejo, Desa Glagah, Kecamatan Temon menolak pembangunan bandara karena khawatir kehilangan penghasilan.

Mardi Suwito, 76, warga Sidorejo mengatakan pembangunan bandara jelas merugikan warga terutama dari segi pendapatan.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Menurutnya warga yang sudah berusia di atas 70 tahun masih dapat bekerja di tanah mereka dan mendapat penghasilan Rp30.000 sampai Rp40.000 per hari.

Sementara, jika lahan dijadikan area bandara, para lansia tidak mendapat tempat untuk bekerja dan berarti membunuh penghasilan mereka.

Hal senada juga diungkapkan, Suyatno, 63, warga lainnya, yang membenarkan warga Sidorejo tidak rela bila tanah miliknya diserobot untuk pembangunan bandara.

Ia menilai tindakan warga bukan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah, melainkan mempertahankan hak milik berupa peninggalan orangtua sekaligus mata pencaharian mereka.

“Saya bilang diserobot, karena mereka [tim pematok] tidak meminta izin terlebih dulu,” tukasnya.

Suyatno juga meragukan janji pemkab Kulonprogo yang akan mengupayakan kepentingan warga terdampak karena hal-hal tersebut baru akan dimusyawarahkan dengan PT Angkasa Pura.

Menurutnya, baru akan dimusyawarahkan sama saja dengan permohonan. “Namanya permohonan bisa dikabulkan bisa tidak, lantas bagaimana nasib kami,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya