SOLOPOS.COM - Warga penolak bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mengawasi dengan dekat selama proses pencocokan data oleh tim appraisal di Dusun Sidorejo, Glagah, Temon pada Selasa (3/5/2016). Warga penolak ini menyuarakn protesnya secara verbal kepada tim yag turun ke lapangan selama proses. (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, perangkat desa mogok kerja.

Harianjogja.com, KULONPROGO– Perangkat desa pendamping tim appraisal dalam pencocokan data lahan calon bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mogok kerja pada Selasa (3/5/2016) pagi. Pasalnya, upah yang diterima dirasa tidak mencukupi termasuk untuk biaya operasional.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Desa Glagah, Agus Parmono membenarkan perangkat desa dari lima desa terdampak sempat enggan untuk mendampingi tim appraisal di hari kedua pencocokan data. Hal ini dikarenakan upah yang diterima sangat minim yakni sejumlah Rp50.000 per hari. Padahal, upah yang diberikan termasuk biaya pulsa untuk menghubungi pemilik lahan yang didata serta pembuatan undangan kepada pemilik lahan.

“Minim sekali, untuk telepon saja tidak cukup,”ujarnya kepada wartawan di Balai Desa Glagah, Selasa (3/5/2016).

Padahal, perangkat desa ini harus bekerja seharian. Selain itu, perangkat desa yang mendampingi tim appraisal ini juga beresiko terkena sanksi sosial dari masyarakat sekitar yang masih menolak keberadaan bandara.

Akibatnya, proses pencocokan data sempat molor beberapa jam. Agus menjelaskan bahwa tim appraisal beserta pendampingnya seharusnya sudah turun ke lapangan pukul 08.00 WIB. Namun, karena aksi mogok tersebut maka tim baru turun ke lapangan pada pukul 09.30 WIB seusai musyawarah. Agus menyebutkan bahwa berdasarkan hasil musyawarah tersebut maka upah para perangkat desa kemudian dinaikkan menjadi Rp100.000 per hari.

Keterbatasan anggaran ini juga tak hanya sebatas upah bagi perangkat desa namun juga penyediaan logistik personil pengamanan. Agus menguraikan bahwa ia sudah menyampaikan keluhan tersebut kepada tim appraisal namun dijawab bahwa anggaran yang tersedia memang terbatas.

Ketika dikonfirmasi, Suhadi, salah satu pendamping tim appraisal enggan menjelaskan mengenai keluhan akan upah yang diberikan kepada perangkat desa. “Silahkan tanya ke yang bersangkutan,”ujarnya.  Namun, ia menyatakan bahwa jika memang ada keluhan maka hal tersebut menjadi hak masing-masing pendamping.

Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) MBPRU Jogja, Uswatun Khasanah menyatakan bahwa pihaknya meminta agar peningkatan upah yang diberikan juga dibarengi dengan peningkatan kinerja. Ia mengeluhkan bahwa pada hari pertama pelaksanaan pencocokan data bebebrapa perangkat desa yang tidak menjalankan tugasnya selama satu hari penuh.

“Setengah hari sudah pulang padahal jam kerja kita kan sampe sore,”ujarnya ketika dihubungi. Bahkan di hari kedua pun, sebagian perangkat desa mengajukan izin hanya sampai setengah hari karena ada keperluan pribadi. Terkait dengan adanya keluhan akan keterbatasan anggaran untuk penyediaan logistic, Uswatun menyatakan bahwa pihaknya telah menyediakan sebagaimana perencanaan. Namun, ia juga menambahkan bahwa masih akan terus melakukan evaluasi lebih lanjut.

Selain itu, Uswatun memaparkan bahwa pada hari pertama telah dilakukan pencocokan data pada sekitar 600 bidang lahan. Tim appraisal sendiri menargetkan melakukan pencocokan data pada 3444 lahan sebagaimana yang tercatat dari data yang diberikan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Pencocokan data sendiri akan dilakukan selama delapan hari hingga pekan depan untuk kemudian dilakukan pembahasan akan penilaian aset.

Pada hari kedua ini, tim appraisal juga berkoordinasi dengan Pemkab Kulonrogo, khususnya dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Pertanian Kehutanan (Dispertahut). Kerjasama ini dimaksudkan untuk menukur luas bangunan warga serta data tanaman milik warga terdampak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya