SOLOPOS.COM - Seorang warga Desa Palihan menunjukkan situs bersejarah Gunung Lanang, Minggu (23/9). (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

Seorang warga Desa Palihan menunjukkan situs bersejarah Gunung Lanang, Minggu (23/9). (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

KULONPROGO — Proyek pembangunan bandara di Kecamatan Temon Kulonprogo berpotensi menggusur situs bersejarah Gunung Lanang di Dusun Bayeman, Desa Palihan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ditemui Minggu (23/9) siang, juru kunci Gunung Lanang, Pawiro Suwito, 87, mengungkapkan, warga berharap situs bersejarah tersebut jangan sampai digusur, karena memang tidak bisa dipindah.

“Ya kalau bangun [bandara] boleh saja. Tapi kalau mau gusur juga terserah tapi akan ada imbasnya,” ujar dia.

Imbas yang dimaksud, menurutnya bisa saja terjadi kecelakaan sebagaimana di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.

Dia meminta para pemangku kepentingan agar memikirkan bagaimana caranya sehingga seitus bersejarah tersebut tetap berada di tempatnya.

“Sebaiknya tidak dipindah atau digusur, tapi dijadikan akses jalan ya dilewati saja, jangan digusur,” lanjut Mbah Wiro yang sudah 27 tahun menjadi juru kunci di tempat tersebut.

Permintaan agar situs tersebut tidak dibongkar juga diungkapkan warga Palihan, Jumiran, 30. Menurut dia, masyarakat setempat percaya lokasi tersebut sudah disakralkan sehingga jika tergusur, akan malapetaka yang datang.

Menurut Pawiro Suwito, Situs Gunung Lanang biasanya ramai dikunjungi pada peringatan malam Satu Suro. Menurut sejarah, situs tersebut menjadi lokasi peristirahatan Sunan Amangkurat III atau juga disebut Amangkurat Mas yang memerintah Kerajaan Mataram dari 1703 sampai 1705.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya