SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Bandara Kulonprogo, proses pemadatan tanah dilakukan bertahap

Harianjogja.com, KULONPROGO –– Proses pengurukan lahan relokasi warga terdampak bandara dipastikan mencakup proses pemadatan.  Proses tersebut dilakukan bertahap dan tak bisa sekaligus dilakukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Zahram Asurawan Kepala Bidang Cipta Karya DPUPKP Kulonprogo mengatakan semua tahapan pengurukan telah direncanakan dengan matang oleh pemerintah dan pihak ketiga. Karena itu, keluhan warga jika lahan relokasi yang tak diuruk menyulitkan warga tidaklah relevan.

“Warga bisa bilang apa saja tapi semua berkas tahapan komplet kok,”ujarnya pada Sabtu (18/2/2017).

Ia menanggapi adanya kabar jika lahan relokasi hanya diuruk tanpa diratakan. Menurutnya, tidak bisa dilakukan pemadatan sekaligus karena akan mengganggu mobilisisi truk pengangkut tanah uruk. Masih ada sejumlah ruas jalan yang juga harus diurug guna kebutuhan mobilisasi tersebut. Padahal, pengurukan baru mencapai 10% dari total kebutuhan.

Selain itu, pembangunan rumah warga terdampak juga tidak bisa serta merta dilakukan. Pasalnya, kelompok pendamping warga, Rekompak, belum mulai bekerja. Padahal ada ada bimbingan teknis pelaksanaan yang masih harus diberikan kepada warga.

Setiap harinya terdapat sekitar 350 truk yang lalu lalang mengangkut tanah uruk di 5 lahan relokasi tersebut. Zahram mengaku optimis pengurukan bisa diselesaikan tepat waktu hingga April mendatang. Hal ini sesuai dengan kontrak yang dilakukan yakni masa pengerjaan 3 bulan.

Terpisah, penjabat Bupati Kulonprogo, Budi Antono mengatakan penempatan warga terdampak di lahan relokasi akan dipandu oleh kelompok pemukim yang ada di tiap desa. Selain Glagah dan Palihan, masih ada warga desa Janten, Sidorejo, dan Jangkaran yang masih harus menunggu penempatan.

“Penentuan penempatan di site plan sudah disiapkan, khususnya Glagah,”ujarnya. Menurutnya, masyarakat juga bisa mempersiapkan material pembangunan di lapangan segera segera setelah pengurukan selesai. Hal ini akan segera dikomunikasikan kepada warga apabila pembangunan sudah bisa dimulai. Pelaksana lapangan juga diingatkan untuk melaksanakan kegiatannya sesuai dengan langkah dan teknis yang direncanakan agar hasilnya sesuai.

Budi juga menyebutkan faktor alam yang harus diwaspadai dalam proses pengurukan. Pasalnya, salah satu areal relokasi merupakan tanah lempung sehingga menyulitkan ketika curah hujan tinggi. Namun, ia juga meminta adanya percepatan pengerjaan dengan menambah jumlah armada yang digunakan apabila sedang tidak hujan.

“Supaya kendalanya tidak banyak,”urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya