SOLOPOS.COM - Pembangunan fisik yang dilakukan di lokasi Bandara Kulonprogo baru sebatas pemagaran yang telah dilakukan sejak 2 pekan lalu, Jangkaran, Temon pada Senin (30/1/2017). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, warga terdampak dan sekitar dilibatkan dalam pembangunan.

Harianjogja.com, JOGJA — Sekitar 3.000 tenaga kerja lokal akan dilibatkan dalam proses pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) Bandara Kulonprogo. Pada tahap awal pengerjaan saat ini baru menyerap sekitar 5% hingga 10% dari total keseluruhan tenaga lokal yang akan diserap.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Group Head Project Management Officer PT Angkasa Pura I Widodo menyatakan, pihaknya memperkirakan akan menyerap tenaga kerja lokal antara 2.000 hingga 3.000 orang dalam proses pembangunan Bandara Kulonprogo. Pada tahap awal saat ini, pihaknya melaksanakan pekerjaan pemagaran terhadap lahan yang sudah dibebaskan dan tidak dalam sengketa. Pemagaran itu dilakukan sebagai salahsatu tanggungjawan Angkasa Pura dalam mengamankan aset yang sudah dibeli dengan menghabiskan duit triliunan rupiah.

Ia mengakui dalam pekerjaan pemagaran memang belum semua tenaga lokal bisa dipekerjakan atau baru sekitar 5% hingga 10% dari total kebutuhan tenaga lokal yang akan diserap.

“Contohnya pagar ini tadi. Itu sudah menggunakan warga setempat. Jumlah pagar tidak terlalu banyak, belum untuk kontruksi, jadi antara 2.000 sampai 3.000 orang [tenaga lokal]. Yang sekarang ini baru 5%, lahan belum bebas keseluruhan,” terangnya di DPRD DIY pekan lalu.

Menurut Widodo, bukan hanya pekerja lokal yang akan dilibatkan dalam pengerjaan fisik Bandara Kulonprogo. Bahkan sejumlah kontraktor lokal pun dimungkin bisa ikut terlibat di dalamnya dengan melalui mekanisme yang ada.

Terkait pengerahan tenaga lokal, PT Angkasa Pura telah berkoordinasi dengan pihak desa terdampak. Kerjasama dilakukan untuk melakukan pendataan warga desa yang bisa bekerja untuk pekerjaan sipil pembangunan bandara. Selain itu, survei juga dilakukan di desa-desa untuk melihat data jumlah warga yang dimungkin terlibat dalam pekerjaan di pos-pos tertentu.

“Kami sudah bekerjasama dengan kades terkait, saya minta datanya, siapa yang bisa bekerja untuk pekerjaan sipil akan kita ajak. Kami juga baru survei misal warga lokal yang memiliki kemampuan untuk pekerjaan ini berapa, saya belum tahu, maka ini kami baru minta ke kades,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya