SOLOPOS.COM - Sejumlah warga melakukan tahapan pencairan ganti rugi lahan bandara di Balai Desa Palihan, Temon pada Kamis(15/9/2016). Meski menerima ganti rugi dengan nominal fantastis, sebagian besar warga mengaku belum memiliki rencana pasti mengenai pemanfaatan dana tersebut. (Sekar Langit Nariswari/JIIB/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, warga masih belum memiliki rencana mengelola ganti rugi.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Sebagian besar warga terdampak Bandara Temon yang menerima ganti rugi belum memiliki rencana pasti mengenai pengelolaan dana ratusan juta rupiah tersebut. Tim perencana keuangan yang sedianya akan mendampingi warga terdampak pembangunan Bandara Temon baru hadir di Balai Desa Palihan pada hari kedua pencairan ganti rugi pada Kamis (15/9/2016).

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Certified Financial Planner (CFP) dari Alumni Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (MM UGM), Angga Octo Pratama menjelaskan pihaknya dikontrak selama satu tahun oleh PT Angkasa Pura 1 untuk mendampingi warga mengelola dana yang diterima hingga September 2017. Sebagai tahapan awalan, pihaknya akan melakukan pendataan dan pendekatan awal kepada sejumlah warga yang telah selesai melakukan tahapan pencairan dana ganti rugi.

“Kami akan mengadakan sosialisasi ke warga pada akhir pekan ini,”jelasnya.

Ia menambahkan sebelumnya belum dapat hadir karena masih harus menyelesaikan kesepakatan. Karena itu, akan dilakukan koordinasi dengan perangkat desa guna menghubungi seleruh warga. Nantinya, warga yang berminat mendapatkan pendampingan akan diberikan sejumlah solusi alternatif untuk melakukan investasi, tabungan, ataupun peluang usaha.

Ia menguraikan sejumlah alternatif yang diberikan akan memasukkan unsur keberadaan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) sebagai faktor utama. Meski demikian, Angga menyebutkan paling tidak pihaknya akan berupaya mengembalikan kebiasaan masyarakat terdampak dalam kehidupan barunya paska-keberadaan bandara. Ia mencontohkan untuk warga yang sebelumnya bekerja sebagai petani maka akan dianjurkan untuk membeli lahan pertanian baru.

Selain itu, sejumlah penggunaan dana seperti pembelian emas, tabungan, deposito, rumah, dan lahan baru menjadi alternatif yang paling mungin ditawarkan kepada warga. Adapun, saran yang diberikan akan disesuaiakan dengan kondisi masing-masing warga.

Sebelumnya, Sukisno, warga Desa Glagah mengaku kebingungan karena kehilangan pekerjaaannya sebagai petani meski mendapatkan ganti rugi fantastis. Pasalnya, ia kehilangan seluruh lahan pertaniannya dan belum jelas akan melanjutkan pekerjaaan sebagai apa. Karena itu,selain sebagai biaya pendidikan anaknya, dana ganti rugi yang diterimanya akan diprioritaskan untuk membeli lahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya