SOLOPOS.COM - PT Angkasa Pura I menyerahkan sertifikat pelepasan sebagian hak atas lahan milik warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Pendapa Kantor Kecamatan Temon, Kulonprogo, Selasa (26/9/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, pembangunan terganggu intensitas hujan

Harianjogja.com, KULONPROGO–Pembangunan rumah warga terdampak pembangunan  New Yogyakarta International Airport (NYIA), di kompleks relokasi Desa Glagah menemui kendala jalan becek, akibat diguyur hujan dalam waktu tiga hari berturut-turut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Akibatnya, muncul banyak kubangan air di lahan relokasi, yang membuat tanah berlumpur dan cukup sulit dilewati. Kondisi itu dinilai menganggu, menghambat akses para pekerja dalam proses angkut material.

Salah satu pemborong, Kardiyah pada Kamis (28/9/2017) menuturkan dirinya khawatir apabila hujan masih terus turun deras dan lama, yang terjadi dalam beberapa hari ke depan, maka kondisi lapangan akan semakin parah dan menyulitkan proses pengerjaan.

Sebagai pemborong, ia sendiri harus membangun tiga rumah, dua di antaranya sudah diserahterimakan kepada pemilik.

“Masih harus menyelesaikan satu unit rumah lagi, tahap penyelesaian,” ujarnya, Kamis.

Sementara itu, seorang pekerja, Warno mengungkapkan, kondisi jalan di lahan relokasi menjadi parah karena tidak adanya saluran drainase. Selain itu jalan belum dipadatkan, membuat air hujan menggenang bercampur tanah dan berubah menjadi lumpur.

Dirinya masih belum mengetahui apakah di lahan permukiman akan dibangun drainase atau gorong-gorong, atau hanya ada di sisi luar.

“Septictank juga penuh air sekarang akibat hujan,” kata dia.

Menurut dia, akses jalan yang lebih baik, sangat dibutuhkan oleh warga yang sudah pindah ke rumah baru mereka. Dan kondisi jalan yang becek serta berkubang sebetulnya masih bisa dilewati oleh kendaraan yang mengantar material bangunan. Hanya saja, ia tidak menampik, apabila jalan semakin parah, proses antar material bangunan juga akan terkendala.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo baru akan menggarap fasilitas umum dan sosial (fasum dan fasos) di lahan relokasi pada tahun depan. Dijadwalkan, pada tahun ini, pengerjaan baru dilakukan untuk pengerasan jalan dan pembuatan talut.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan, jajarannya mendapat bantuan dari pemerintah pusat untuk membangun talut.

Sedangkan pemerintah desa kedapatan tanggung jawab membangun fasilitas jalan di perumahan relokasi, menggunakan dana dari kas desa, yang bersumber dari dana ganti rugi fasos fasum.

“Saya kira uang di desa tidak sedikit, ada sekitar Rp20 miliar yang bisa diperuntukkan pembangunan fasum fasos. Jadi, kepala desa akan secepatnya menindaklanjuti,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya