SOLOPOS.COM - Human Capital&General Affairs Director PT Angkasa Pura I, Adi Nugroho menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MOU) di Gedung Kaca, Wates, Selasa (1/2/2016). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo ditarget selesai selama tiga tahun.

Harianjogja.com, SLEMAN — Keinginan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo agar bandara di Kulonprogo, New Yogyakarta International Airport (NYIA) bisa beroperasi 2019 membuat PT Angkasa Pura 1 harus bekerja keras. Pasalnya, pengerjaan mega proyek bandara ini hanya diberi waktu tak lebih dari tiga tahun.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

General Manager PT Angkasa Pura Bandara Adisutjipto Agus Pandu Purnama menyampaikan sampai saat ini pun, proses pembayaran lahan belum selesai dan baru memasuki tahap dua pada Senin (7/11/2016) kemarin. Beberapa lahan yang seharusnya dibayarkan pada tahap satu juga terpaksa dialihkan ke tahap dua karena suatu hal. Bidang yang paling besar pada tahapan kedua ini menurut Pandu adalah bidang milik Pakualaman Ground (PAG).

Ekspedisi Mudik 2024

(Baca Juga : BANDARA KULONPROGO : Masih 11 Blok Bidang Tanah Belum Dibebaskan)

Nantinya, NYIA akan dibangun dengan konsep airport city. Konsep ini menyajikan kawasan yang lebih tertata dengan membedakan antara satu kawasan dengan kawasan yang lain. Mana kawasan khusus perhotelan, khusus persawahan, sarana umum, olahraga golf, kuliner, hingga kawasan khusus desa wisatanya, semua akan ditempatkan pada zonasi yang berbeda-beda. Menurutnya dengan konsep seperti ini, Pemerintah Daerah mau tidak mau harus mengubah Rencana Umum Tata Ruang (RUTR).

“Jadi radius 10 sampai 12 kilometer dari bandara akan ditata sesuai program [airport city] yang kita ajukan. Pemda juga sudah setuju,” katanya.

Keberadaan bandara nanti juga membutuhkan dukungan dari moda transportasi darat. Pandu menegaskan, idealnya sebuah bandara terkoneksi dengan moda transportasi darat sehingga memudahkan penumpang menuju ke destinasi yang diinginkan.

Terkait pengembangan transportasi darat utamanya kereta api, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Bawono X sempat mengatakan, apakah masih memungkinkan kereta yang dialihkan ke arah bandara nantinya tidak hanya bisa membawa penumpang tetapi juga bisa membawa barang. Menurutnya, kereta barang nantinya dapat menjadi bagian dari proses pembangunan pertumbuhan daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya