Bandara Kulonprogo, penolakan mungkin bertambah.
Harianjogja.com, KULONPROGO-Warga terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang selama ini memberikan dukungannya mengaku kecewa dan marah kepada pemerintah. Tuntutan relokasi gratis yang tidak juga jelas tindaklanjutnya membuat mereka merasa pemerintah hanya memberikan harapan semu ketika diminta menghentikan aksi menginap di depan Kantor Bupati Kulonprogo, beberapa waktu lalu.
Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?
Kumpulan warga dari lima desa terdampak tersebut kemudian menggelar aksi pemasangan puluhan spanduk di kawasan Jalan Daendels atau Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), Senin (14/3/2016). Spanduk yang berisi tentang tuntutan mereka sebagai warga pendukung bandara itu juga dipasang di sekitar balai desa serta kantor kecamatan.
Selain relokasi gratis, warga menuntut adanya kompensasi yang layak bagi penggarap Pakualaman Ground (PAG) dan jaminan pekerjaan untuk upaya peningkatan kesejahteraan. Jaminan pekerjaan dan kompensasi bagi penggarap PAG sendiri sudah mendapatkan respon pemerintah meski dianggap belum memuaskan. Hanya tuntutan relokasi gratis yang belum jelas arahnya.
“Relokasi gratis itu harga mati, mengingat ada dana BPHTP [Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan] yang bisa dipakai,” kata perwakilan warga terdampak, Hudi Riyanto.
Hudi memaparkan, selama ini warga telah bersedia mengikuti setiap tahapan persiapan pembangunan bandara NYIA. Menurutnya, sikap kooperatif itu belum diiringi dengan adanya kebijakan konkret pemerintah yang diyakini bakal memberikan jaminan kesejahteraan hidup bagi para warga terdampak. Pelatihan kerja yang saat ini sedang berjalan pun dinilai cenderung formalitas saja.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
