SOLOPOS.COM - Tim dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kulonprogo melakukan pengukuran ulang terhadap lahan terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) milik anggota Wahana Tri Tunggal (WTT) di wilayah Sidorejo, Glagah, Temon, Kulonprogo, Senin (14/8/2017). (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Pemkab Kulonprogo masih berusaha melakukan pendekatan terhadap sejumlah warga yang tetap menunjukkan sikap penolakan pembangunan Bandara Kulonprogo

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pemkab Kulonprogo masih berusaha melakukan pendekatan terhadap sejumlah warga yang tetap menunjukkan sikap penolakan saat dilakukan pengukuran ulang terhadap lahan lokasi pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Pengukuran ulang untuk menindaklanjuti pengajuan permohonan diskresi berupa appraisal ulang oleh Wahana Tri Tunggal (WTT) telah selesai pada pekan lalu. Kegiatan itu dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pada 14-16 Agustus serta 21-22 Agustus 2017. Selama lima hari itu, tim yang dikoordinasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) DIY menargetkan bisa menjangkau 38 bidang.

Sebelumnya Pemkab Kulonprogo mencatat ada 14 KK yang tidak menghendaki pengukuran ulang. Meski begitu, pendekatan terus dilakukan selama tim turun ke lapangan. Aset mereka sebisa mungkin mesti ikut ter-cover dalam data nominatif yang bakal diajukan kepada Kementerian Keuangan RI untuk mendukung pengajuan diskresi appraisal ulang.

Namun hingga hari terakhir pengukuran, tim masih mendapatkan penolakan saat mendatangi beberapa bidang. Akibatnya, masih banyak bangunan, tanaman, dan sarana pendukung lainnya (SPL) yang belum bisa dimasukkan dalam data nominatif sementara.

“Ada sembilan warga yang belum bersedia,” kata Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, Minggu (27/8/2017).

Hasto menyatakan pihaknya belum menyerah. Dia telah menggerakkan tim khusus untuk mendatangi satu per satu rumah warga yang masih bertahan menolak pembangunan bandara. Dia berharap mereka berubah pikiran karena bisa jadi pengukuran ulang kali ini merupakan kesempatan terakhir bagi warga terdampak.

Meski begitu, upaya pendekatan diharapkan tidak memakan waktu yang terlalu lama. “Kita harapkan secepatnya. Kalau sampai akhir bulan ini tidak selesai, ya saya yang datangi ke sana,” ujar Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya