SOLOPOS.COM - Sejumlah orang melintasi kawasan relokasi bagi warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang menggunakan Pakualaman Ground (PAG) di wilayah Desa Kedundang, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (11/9/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, pembangunan rumah di lahan relokasi masih butuh waktu.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Dari peninjauan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo ke lahan relokasi pada Jumat (15/9/2017), dilaporkan banyak pekerjaan pembangunan rumah warga di lahan relokasi yang belum selesai. Akibatnya, belum seluruh warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) memenuhi permintaan PT Angkasa Pura I pindah pada 22 September 2017.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Kondisi di lapangan memperlihatkan rumah yang dibangun untuk warga banyak yang belum memiliki atap, ada juga yang masih membangun dinding, belum berjendela, pintu, belum memiliki lantai. Ada pula tiga rumah yang baru memasuki tahap persiapan pembangunan, karena pemiliknya terkendala biaya dan berbagai sebab.

Selain itu, tiga anggota Wahana Tri Tunggal (WTT) yang bergabung di tahap akhir, baru memulai pembangunan rumah. Kendati demikian, terlihat sejumlah rumah sudah memasuki tahap pengecatan dan tahap akhir.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo menjelaskan ada sejumlah faktor yang tidak bisa dikendalikan oleh warga, terkait progres pembangunan. Di antaranya jumlah tukang yang kurang, dan ketersediaan material. Sehingga, rencananya Sabtu (16/9/2017) atau Minggu (17/9/2017) Hasto menemui PT Angkasa Pura I, untuk menyampaikan situasi di lapangan, yang menunjukkan, belum semua warga bisa pindah pada 22 September.

“Saya akan menyampaikan kondisi ini kepada Angkasa Pura, dan meyakini ada solusi bahwa permintaan Angkasa Pura bukan harga mati. Lagipula di lokasi pembangunan NYIA ada lahan yang sudah bisa dikerjakan,” kata dia, Jumat, (15/9/2017).

Hanya saja, kepada warga yang tengah mengerumuninya di lokasi pantauan, ia tetap meminta mereka untuk mempercepat pembangunan rumah di lahan relokasi itu. Dalam waktu sepekan, warga mendahulukan kebutuhan primer, seperti atap, mandi cuci kakus (MCK), listrik dan air, agar rumah segera siap dihuni. Pada prinsipnya, Pemkab menyadari tugas mereka untuk menemukan solusi terbaik. Agar jadwal pembangunan NYIA tidak tertunda, namun proses relokasi warga juga berjalan dengan baik.

“Solusi yang akan ditawarkan kepada Angkasa Pura dalam pertemuan itu adalah, tim percepatan relokasi yang dibentuk Pemkab akan membimbing dan mendampingi warga Glagah, Palihan, Jangkaran, Kebonrejo untuk mempercepat pindah. Kami akan berembuk mana yang belum siap, mana yang sudah siap pindah,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya