SOLOPOS.COM - Master Plan Bandara Kulonprogo (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Bandara Kulonprogo akan dilengkapi angkutan darat yang saling berkait satu sama lain.

Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY sudah membuat perencanaan jangka panjang pembangunan infrastruktur moda angkutan pendukung New Yogyakarta International Airport (NYIA). Setelah jalur rel yang menghubungkan kawasan perkotaan Jogja dengan bandara dibangun, DIY langsung akan melengkapi lagi dengan jaringan angkutan kereta Light Rail Transit (LRT).

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika DIY, Sigit Haryanta mengatakan untuk tahap awal, jaringan transportasi darat bandara baru akan ditopang dua jalan, yakni jalan nasional sepanjang 40 kilometer Jogja-Wates-Karangnongko dan jalur jalan lintas selatan (JJLS).

Tahap selanjutnya adalah persiapan pembangunan jalur rel kereta api ke dari Jogja ke Kedundang, Temon, Kulonprogo, tempat bandara baru dibangun. “Soal pembangunan rel, masih akan bicarakan dengan PT KAI. Semua moda dan jaringan transportasi dibangun pelan-pelan dan nantinya semua terinterkoneksi dengan kawasan aglomerasi perkotaan Jogja,” kata Sigit saat menjadi narasumber dalam Talkshow yang digelar di Starjogja FM, Selasa (1/12/2015).

Pembangunan Bandara Kulonprogo berikut jalan penghubungnya ini ditargetkan selesai pada 2019 dan dioperasikan mulai 2020. Nantinya setelah dua jalan nasional dan JJLS siap, pembangunan jalur rel kereta Jogja-Kedundang akan dilengkapi pengoperasian LRT yang jalurnya akan menjangkau sejumlah titik kawasan perkotaan Jogja.

Berdasarkan feasibility study yang dilakukan Dishub tahun ini, titik pertemuan (pool junction) atau stasiun utama yang menghubungkan kereta angkutan bandara dengan LRT direncanakan berada di Stasiun Patukan, Gamping, Sleman. “Dari Patukan, nanti terhubung kereta LRT perkotaan yang menjangkau wilayah aglomerasi perkotaan. Gambarannya, LRT itu dari Patukan akan menjangkau wilayah utara dan ke timur hingga Stadion Maguwoharjo,” kata dia.

LRT adalah salah satu sistem kereta api penumpangyang beroperasi di kawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam lintasan khusus, yang juga sering disebut trem. Kereta api ringan ini banyak digunakan di berbagai negara di Eropa dan telah mengalami modernisasi, antara lain dengan otomatisasi, sehingga dapat dioperasikan tanpa masinis, bisa beroperasi pada lintasan khusus, ground clearance rendah (sekitar 30 cm) yang disebut sebagai Low floor LRT untuk mempermudah naik turun penumpang.

LRT ini, kata dia, diharapkan bisa menjadi angkutan andalan yang melayani kebutuhan transportasi cepat bagi masyarakat karena bisa terhindar dari kemacetan jalan di tengah Kota Jogja.

Adapun terkait jaringan rel kereta api dari stasiun Patukan menuju bandara baru, Sigit mengaku hal itu sudah dikerjasamakan antara Angkasa Pura I (Persero) dengan PT KAI (Persero). Terkait sistem jaringan transportasi, Dishub pada 2016 akan melakukan studi berkaitan dengan sistem jaringan transportasi di antaranya kebutuhan transportasi seperti titik-titik rawan kemacetan menuju bandara yang dilakukan Biro Administrasi Pembangunan Setda DIY.

“Memasuki 2017, kami akan melakukan studi berkaitan jaringan trayek baik itu angkutan perkotaan dan angkutan dalam provinsinya, yang akan bersinergis antara bandara hingga masuk ke dalam kota. Di antaranya kebutuhan shuttle bus juga dipersiapkan di sana untuk pogram jangka pendek,” jelas dia.

Bandara NYIA terletak sekitar 30 km sebelah barat Kota Jogja. Bandara itu akan berdiri di lahan seluas 650 hektare atau sekitar sepertiga luas Bandara Soekarno-Hatta. Bandara yang dilengkapi satu runway itu disebut-sebut mampu melayani 30 juta penumpang per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya