SOLOPOS.COM - -Tim dari PT KAI berdiskusi terkait penyusunan rencana trase dan desain jalur kereta api menuju bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) saat melakukan peninjauan lapangan di halaman Balai Desa Kebonrejo, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (29/8/2016).(Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, fasilitas pendukung mulai dipersiapkan.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Persiapan pembangunan jalur kereta api pendukung Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) dimulai dengan melakukan survei. Sejauh ini, diperkirakan jalur kereta api jalur ganda ini membutuhkan lahan sekitar 18 hektar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

(Baca Juga : BANDARA KULONPROGO : Jalur Kereta Api Diperkirakan Butuh Lahan Seluas 18 Hektare)

Ekspedisi Mudik 2024

Bambang Eko, dari PT Angkasa Pura 1 menguraikan tim berupaya semaksimal mungkin agar jalur kereta ini menghindari pemukiman penduduk. Namun, ia mengakui bahwa potensi permasalahan muncul dengan adanya rencana pembangunan rumah sakit di salah satu wilayah yang masuk dalam jalur kereta.

“Lokasinya motong di tengah-tengah persis,”jelasnya, Minggu (25/9/2016).

Karena itu, kemungkinan lahan tersebut akan dibebaskan secara keseluruhan atau tim nantinya akan menggeser jalur kereta lebih ke arah barat.

Rencananya, akan ada tim khusus yang menggambar lahan calon jalur kereta sesuai dengan kondisi lapangan pada pekan ini. Bamabng menyebutkan bahwa tim gambar tersebut akan didampingi oleh Kecamatan Temon. Sejumlah persiapan juga mulai dilakukan guna mengejar target operasional pada tahun 2019 sesuai dengan arahan dari Sekretariat Wakil Presiden(Setwapres).

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kulonprogo, Astungkoro mengatakan, Kementerian Perhubungan RI berharap realisasi pembangunan jalur kereta api menuju bandara NYIA dipercepat. “Diharapkan desain sudah jelas tahun ini. Setelah itu kita lakukan persiapan pengadaan lahan,” ucap Astungkoro.

Menurutnya, tim masih mempertimbangkan alternatif mana yang lebih efektif dan efisien serta memenuhi standar perkeretaapian. Astungkoro menerangkan, selain mencari lahan dengan topologi yang tidak naik-turun, tim juga berupa menghindari wilayah pemukiman. Jumlah rumah penduduk yang terlewati rencana pembangunan jalur kereta api sebisa mungkin diminimalkan. Hal itu dinilai dapat mempermudah upaya pengadaan lahan.

“Setelah titik trase dikeluarkan, baru ada penerbitan IPL [Izin Penetapan Lokasi],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya