SOLOPOS.COM - Beberapa pekerja berupaya menyelesaikan pembangunan rumah warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di lahan relokasi yang terletak di wilayah Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo. Foto diambil awal Juni 2017. (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo berharap warga terdampak pembangunan NYIA tak perlu menunggu rumah mereka terbangun sempurna

Harianjogja.com, KULONPROGO– Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo berharap warga terdampak pembangunan NYIA tak perlu menunggu rumah mereka terbangun sempurna, untuk pindah ke relokasi. Hasto menilai, warga yang rumahnya sudah bisa ditempati bisa pindah secepatnya tanpa menunda-nunda.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

“Kalau saya, ukuran [siap] 100 persen itu sudah iyup [teduh], sudah dilantai, atapnya tertutup, sudah ada kamar mandinya, listrik ada, air ada. Nanti lain-lainnya sambil jalan,” ujar dia, ditemui usai perwakilan warga terdampak NYIA, Kamis (14/9/2017).

Dirinya beserta jajarannya akan melakukan pengecekan langsung ke kawasan relokasi, pada Jumat (15/9/2017) pagi. Untuk mengetahui kondisi terakhir pembangunan rumah warga di Kecamatan Temon tersebut. Sekaligus mendata, ada berapa rumah yang sudah ditempati dan yang belum siap.

Ia menambahkan, jika dari pengecekan itu diketahui ada yang belum siap, maka jajarannya akan menginventarisasi kendala yang ada. Selanjutnya baru menemui pihak PT Angkasa Pura I untuk berkoordinasi persoalan relokasi, dengan membawa data dari lapangan.

“Sehingga kami menemui Angkasa Pura membawa data yang konkrit, tidak hanya omong kosong, bahwa warga minta tolong dimundurkan [batas waktu pengosongan lahan]. Misalnya saja beberapa di antaranya, di Glagah ada tiga yang betul-betul baru mulai membangun relokasi,” tuturnya.

Ditanyai pendapat soal bulan Sura yang disinggung warga, menurut Hasto hal itu bisa didiskusikan dan dicarikan solusi. Karena masih ada waktu sekitar satu pekan sebelum memasuki bulan Sura, yang jatuh pada 21 September 2017 mendatang. Langkah yang bisa diambil warga salah satunya memindahkan pakaian mereka, sebagai simbol.

“Secara bathiniah bisa sebetulnya sebelum [Sura] pindah, tapi fisiknya memang harus menyesuaikan,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya