SOLOPOS.COM - Beberapa pekerja menyelesaikan pembangunan rumah warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di lahan relokasi yang terletak di wilayah Desa Palihan, Kecamatan Temon, Kulonprogo, beberapa waktu lalu. (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, proses pembangunan diharapkan tak lagi mundur.

Harianjogja.com, KULONPROGO — PT Angkasa Pura I segera mengeluarkan surat perintah pengosongan lahan bagi seluruh warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA). Meski hunian relokasi belum jadi, warga tetap harus pindah paling lambat akhir September ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga : BANDARA KULONPROGO : Pengosongan Lahan Ditarget Akhir September, Surat Perintah Pengosongan Segera Dikeluarkan
Project Manager Pembangunan NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono menegaskan surat perintah pengosongan lahan juga berlaku bagi warga terdampak yang memilih program relokasi. Dia lalu berharap pembangunan hunian relokasi cepat selesai. Jika sampai akhir bulan ini tetap belum rampung, dia yakin Pemkab Kulonprogo telah menyiapkan solusi alternatif. Jika warga tidak keluar dari kawasan pembangunan, kenyamanan mereka dipastikan bakal terganggu oleh suara bising, debu, atau dampak lain yang dihasilkan pengerjaan proyek.

General Manager Bandara Adisucipto PT Angkasa Pura I, Agus Pandu Purnama menambahkan proyek pembangunan NYIA harus terus berjalan sesuai jadwal dan target yang sudah ditentukan. Menurutnya, warga terdampak sudah mendapatkan banyak kelonggaran sehingga batas waktu pengosongan lahan tidak bisa mundur lagi.

“Sebetulnya ini dibutuhkan kesadaran masyarakat. Saya pikir bisa pindah ke rumah saudara dulu. Biar ini bisa kita bersihkan,” kata Pandu, Rabu (6/9/2017).

Sebelumnya, Asisten II Bidang Perekonomian, Pembangunan, dan Sumber Daya Alam Setda Kulonprogo, Triyono membenarkan jika PT Angkasa Pura I terus mengharapkan warga segera pindah dari rumah lama yang berada di kawasan pembangunan bandara. Hal itu mengingat proses pembangunan fisik yang sudah digencarkan sejak Agustus kemarin melalui tahap land clearing.

Namun, banyak warga terdampak yang masih bertahan karena hunian relokasi belum siap. Berdasarkan laporan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo, progres pembangunan hunian relokasi memang baru mencapai 40 persen. Hanya sekitar 80-90 rumah dari total 173 rumah yang sudah benar-benar jadi dan layak ditinggali. Keterbatasan tukang atau tenaga bangunan disebut menjadi kendala utama karena tidak sebanding dengan banyaknya pekerjaan yang mesti dilakukan.

Jika warga benar-benar harus pindah dalam waktu dekat, Triyono mengatakan mereka bisa menumpang di hunian relokasi yang sudah jadi duluan. Beberapa warga juga sudah ada yang memiliki rumah baru selain di lahan relokasi sehingga dapat dijadikan alternatif. “Kita harapkan bulan ini segera terselesaikan,” ujar Triyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya