Bandara Adisutjipto jadi pilihan pengguna jasa travel di Solo

SOLO—Penjualan tiket bulanan yang dilayani pelaku jasa tour and travel di Solo kebanyakan justru dengan penerbangan melalui Bandara Adisutjipto, Jogja. Jumlahnya diperkirakan mencapai 40%. Menurut sejumlah pelaku tour and travel di Kota Solo, hal tersebut cukup memprihatinkan di tengah upaya meramaikan Bandara Adi Soemarmo Solo.

Pemilik Kia Tour, Edy Suryanto menyampaikan, dari total penjualan tiket pesawat online, 40%-nya adalah tiket pesawat via Bandara Adisutjipto. Penerbangan dari Solo hanya sekitar 20%, Surabaya 20% dan sisanya kota lain. Khusus melalui bandara di Surabaya, biasanya banyak diakses pelanggan yang akan ke luar Pulau Jawa, seperti tujuan Balikpapan atau Banjarmasin.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

“Saya sendiri juga terkadang bingung. Pelanggan banyak memberikan alasan, karena jam penerbangan di Jogja lebih banyak, juga akses ke Jogja masih dianggap lebih mudah. Padahal, ke Bandara Adi Soemarmo sudah ada Batik Solo Trans (BST),” kata Edy, Selasa (4/10).

Kehadiran BST ke Bandara Adi Soemarmo, menurut Edy, juga dinilai belum mampu mendongkrak minat pelanggannya untuk terbang dari Solo. “Sudah saya tawarkan terbang dari Solo, tapi terutama yang mahasiswa lebih banyak memilih terbang dari Jogja, meskipun tujuannya Jakarta. Mereka pilih naik Prameks dulu,” kata dia.

Selain akses, keterbatasan jumlah penerbangan dari Solo, juga dinilai menjadi masalah utama. Penambahan penerbangan seperti yang dilakukan Sky Aviation hanya bertahan lima bulan.

Terpisah, pemilik Niki Tour, Suharto mengatakan, penjualan tiket pesawat didominasi via tiga bandara di Solo, Jogja dan Surabaya. Semarang nyaris tidak ada. “Dari tiga kota itu, justru di tempat saya Surabaya paling banyak. Terutama saat Lebaran dan pasca-Lebaran, 60% malah kebanyakan via Surabaya,” ujarnya.

Menurut dia, pada hari biasa, Jogja, Solo dan Surabaya cenderung berimbang. Tetapi, saat memasuki masa liburan, tren kenaikan di Jogja akan lebih terlihat. “Kira-kira 50% via bandara Jogja. Solo juga hampir berimbang dengan Jogja.”(JIBI/SOLOPOS/haw)