Band Metal Solo Salahudin Al Ayubi Rilis Stronghold

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong>–Setelah dua tahun berproses, album kedua <a href="http://entertainment.solopos.com/read/20180407/482/908816/jadi-penyanyi-metal-vicky-prasetyo-kian-bikin-pusing"><em>unit metalcore</em></a> asal Solo, Salahudin Al Ayubi (SAA), akhirnya dirilis. Meskipun belum resmi <em>launching</em>, karya terbaik berjudul <em>Stronghold</em> ini telah didistribusikan ke berbagai wilayah Indonesia sejak awal Ramadan 2018.</p><p><em>Lead</em> gitar SAA Anton Robani saat berbincang dengan <em>Solopos.com</em> dan personel lain, Rabu (7/6/2018) malam, mengatakan secara isi dan konten lagu tak jauh bebeda dengan album pertama mereka. Tema yang diusung soal peperangan baik secara langsung maupun dalam bentuk pikiran yang cenderung positif. Ada sepuluh lagu yang melengkapi album kedua ini di antaranya <em>Show Me You&rsquo;Re Warriors, Martyr,</em> dan <em>Stronghold.</em></p><p>Seperti yang disampaikan dalam rilis, sebagian lagu disampaikan menceritakan hal-hal yang dirasakan para personel. Bagaimana para personel yang digawangi Syahroni (lead vokal), Anton Robani (<em>lead</em> gitar), Reza Kunchunk (<em>rhythm</em> gitar), Brian Aria (bas), dan Edguy Bagoes (drum) memahami alam semesta, lingkungan sosial, hingga politik yang terjadi di negeri ini. Sebagian lagi menyoroti isu yang berkembang di kurun waktu 2016-2017.</p><p>Reza menambahkan kebetulan waktu itu dunia sedang menyoroti isu <a href="http://news.solopos.com/read/20180526/497/918594/bentrokan-di-gaza-109-warga-palestina-luka-ditembak-tentara-israel">peperangan di Palestina</a>. Maka mereka membuat<em> intro</em> album yang mengangkat tema Palestina. Selesai dengan album baru, para personel SAA disibukkan promosi melalui media sosial maupun ke radio-radio lokal. Mereka juga menyiapkan agenda tur yang direncanakan setelah Lebaran 2018.</p><p><strong>35 Mantan Personel</strong><br />Menurut band yang lolos 30 besar kompetisi musik nasional, Wacken Metal Battle Indonesia ini, <em>Stronghold</em> merupakan pencapaian besar. Bukti eksistensi mereka setelah satu dekade meramaikan musik Indie Solo. Tak mudah memang, <em>band</em> yang digawangi para pemain lawas dengan beragam <em>influence</em> musik ini berulangkali bongkar pasang pemain.</p><p>Reza menyebut sedikitnya ada 35 musikus Solo yang pernah terlibat sebagai personel SAA. Godaan untuk bubar beberapa kali terlintas dalam pikiran mereka. Mengingat kesibukan masing-masing yang mayoritas sudah berkeluarga. Namun niat itu diurungkan hingga bisa bertahan sampai sekarang. Beberapa sempat vakum namun akhirnya kembali lagi untuk menghidupkan SAA.</p><p>&ldquo;Kami ikutin alur saja <em>sih</em>. Yang paling penting adalah konsistensi, komitmen, dan tanggung jawab personel,&rdquo; kata dia.</p><p>Reza menceritakan cobaan terbesar mereka pada 2014 lalu setelah launching album <em>The Lion of The Desert</em>. Waktu itu semua personel keluar kecuali Anton. Beberapa orang yang masih peduli membantu menghidupkan kembali geliat SAA hingga ditemukannya para pemain pengganti. Optimisme kembali datang setelah merilis <em>extended play</em> (EP) <em>The Martyr</em> pada 2016. Berlanjut ke pembuatan demo <em>Stronghold</em> pada 2017 dan album <em>Stronghold</em> tahun ini.</p><p>&ldquo;Kami sudah seperti keluarga. Kadang <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180426/491/912725/pilgub-jateng-2018-silaturahmi-ke-muhammadiyah-sragen-ganjar-pranowo-dikatai-tumben">silaturahmi kumpul-kumpul</a> di rumah siapa. Kami keluarga walaupun beda bapak dan ibuk,&rdquo; kelakar Reza diamini personel lain.</p>

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!