SOLOPOS.COM - Personel Descender saat merilis album perdana mereka yang bertajuk Wujudkan Mimpi di Restoran Pop Steak and Pasta, Sumber, Banjarsari, Solo, Minggu (19/1/2014) sore. Band indie label beraliran pop punk ini akhirnya meluncurkan album perdana setelah sembilan tahun berkarya di pentas musik Kota Bengawan. (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sembilan tahun menanti sejak kali pertama berdiri, band indie label pengusung aliran pop punk, Descender The Figure of Eight, atau pendeknya Descender, Minggu (19/1/2014) sore, akhirnya merilis album perdana mereka bertajuk Wujudkan Mimpi. Album perdana group band yang digawangi Anang Saputro (vokal dan synthesizer), Septian Aris (gitar dan vokal latar), Andre Detrianto (gitar dan vokal latar), Aditya (bas dan vokal latar), dan Gozalli Ar Rozaq (drum) ini memuat sepuluh lagu. Tiga lagu di antaranya berasal dari dua mini album yang sempat mereka rilis sebelumnya.

Vokalis sekaligus pemain synthesizer Descender, Anang Saputro, membeberkan album perdana ini menjadi ajang pembuktian eksistensi bagi band yang terbentuk 2005 lalu ini. “Sejak terbentuk kami sempat dua kali rilis EP [extended play/mini album]. Album ini kalau dipaksakan enggak bakal keluar. Prosesnya cukup lama [sejak September 2012] sampai kami dipaksa untuk pembuktian kalau main band enggak sekadar main musik, tapi juga berkarya,” terang Anang saat menggelar jumpa pers di Restoran Pop Steak and Pasta, Minggu (19/1/2014) sore.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seiring bertambahnya usia Descender, band ini juga makin dewasa dalam bermusik. Band yang mendapatkan pengaruh dari Sum 41, Blink 182, Mayday Parade, dan Rocket Rocker ini pun tak hanya mengeksplorasi musik pop punk. Aliran lain seperti pop rock, emo, dan skate punk bisa diperdengarkan dari album perdana mereka.

Di tengah maraknya band beraliran pop punk, Descender mengungkapkan ciri khas mereka terletak di penggunaan synthesizer untuk mewarnai musik mereka. “Karakter kami terletak di penggunaan synthesizer. Kami yang pertama pakai instrumen ini di Solo. Selain jadi pelopor, kami juga satu-satunya band pop punk yang masih pakai ini,” ujar Anang.

Meskipun mengusung aliran pop punk yang biasanya menyuguhkan musik energik, Descender tak antipati dengan lagu berirama galau. Salah satunya bisa didengarkan lewat lagu Ingat Sebuah Senja yang liriknya ditulis sang gitaris, Andre.

“Secara musikalitas kami lebih menekan ego. Yang melodik agak kami tekan sedikit. Biar bisa diterima sama publik. Karena sekarang lagi musimnya lagu galau, kami juga bikin lagu Ingat Sebuah Senja yang bernuansa galau. Kami ingin terdengar lebih easy listening di sini, enggak pop punk saja,” imbuh Andre.

Basis Descender, Aditya, berharap peluncuran album perdana mereka bisa memotivasi musisi indie lainnya untuk ikut berkarya. “Kami ingin bisa memotivasi genre lain seperti metal, hardcore, punk, dll. Mereka bisa termotivasi bikin karya. Perjuangan kami di sini belum usai, kami ingin terus ada untuk memajukan musik pop punk di Solo,” harapnya.

Selepas merilis album perdana mereka, awal Februari mendatang rencananya Descender bakal melakoni promo tur album di Sukoharjo, Klaten, Salatiga, Semarang, dan kota lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya