SOLOPOS.COM - Foto: JIBI/SOLOPOS

Foto: JIBI/SOLOPOS

SOLO–Banyak pilihan furnitur untuk melengkapi tampilan griya agar terlihat elegan. Sebagian besar furnitur berbahan kayu menjadi pilihan utama untuk perangkat meja dan kursi tamu, meja makan dan seterusnya. Namun, furnitur dari bahan daur ulang tak mau kalah dengan furnitur kayu atau besi yang mendominasi pasar. Seperti furnitur dari ban bekas yang dibuat Sukak, 58, pengrajin ban asal Jurug, Ngringo, Jaten, Karanganyar dan Bibit, 57, pengrajin ban bekas di Desa Kayuapak, Polokarto, Sukoharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pameran China International Furniture Fair 2012 (CIFF 2012) di Guangzhou, September lalu, ternyata juga menampilkan produk buatan asli Indonesia ini. Bahkan furnitur ban bekas ini pun bisa laku sampai jutaan rupiah. Industri kreatif ban bekas banyak ditemukan di wilayah Soloraya seperti di Boyolali; Sekarpace, Solo; Jaten, Karanganyar; Polokarto, Sukoharjo dan Pilangsari, Sragen. Namun, tak semua industri kreatif ban daur ulang itu membikin furnitur. Sebagian besar pengrajin memanfaatkan serat ban untuk penahan busa pada sofa kayu.

“Pembuatan meja dan kursi dari ban tergantung pesanan. Kalau tak ada pesanan ya tidak buat. Saat ini kami fokus pada pembuatan serat untuk alas busa mebel karena permintaannya banyak. Satu ikat bisa dijual Rp12.000-Rp15.000/ikat,” ujar Triyono, salah seorang pengrajin ban bekas di Sekarpace, Jebres, Solo saat dijumpai Espos, Selasa (9/10).

Dari keterangan sejumlah pengrajin ban bekas, hanya tiga lokasi yang memproduksi kursi dan meja ban yakni di sekitar Pasar Penggung, Boyolali, Polokarto di Sukoharjo dan Ngringo, Jaten Kabupaten Karanganyar. Sukak, pengrajin ban di bantaran Bengawan Solo, Jurug RT 008/RW 001, Ngringo, Jaten saat ditemui Espos sedang menyayat ban bekas menggunakan sabit. Satu set furnitur meja dan kursi tamu selesai digarapnya beberapa hari lalu. Sukak masih terus menyayat ban untuk produk kreatif lain seperti timba air sumur dan tempat sampah.

Model kursi dan meja ban buatan Sukak cukup sederhana. Potongan-potongan ring ban berbentuk lingkaran disusun secara rapi membentuk kursi dan meja. Untuk tempat sandar dan tempat duduk dibuat anyaman serat ban yang tertata seperti mozaik. Sukak membutuhkan waktu sepekan untuk membuat satu set meja kursi tamu itu. Ia tak menambahkan hiasan busa tipis atau hiasan lain pada hasil karyanya. “Setelah jadi ini langsung dicat hitam dan bisa langsung dijual. Biasanya saya menjual seharga Rp500.000/set,” ujar Sukak.

Pesanan furnitur ban bekas datang dari luar kota seperti Wonogiri dan Sragen serta tetangganya sendiri. Sukak belajar membuat produk kerajinan itu dari ayahnya, Sudarmo, di Tegal, sebelum 1976. Hampir semua saudaranya menjadi pengrajin ban bekas di Tegal. Sejak 1976, ia pindah di Jurug.

Ukiran Unik

Pengrajin lainnya, Bibit, tinggal di RT 001/RW 003, Kayuapak, Polokarto, Sukoharjo. Ia tak mau sekadar membuat meja kursi ban biasa. Ia mempunyai inisiatif menambahkan ukiran dalam hasil karyanya. Ukiran itu diletakkan di bagian atas kursi sebagai mahkota dan di bagian depan bawah tempat duduk. Warna kuning dalam ukiran cukup menarik perhatian di tengah dominasi warna hitam. Ukiran unik lain juga ditemukan pada meja ban. Kaca lingkaran ditempatkan di bagian tengah dan seolah-olah kaca itu dibingkai hiasan ban ukiran yang juga berbentuk lingkaran.

“Sebenarnya untuk pemilihan warna disesuaikan dengan keinginan pelanggan. Bagi saya, warna kuning terlihat lebih mencolok untuk ukir dekorasi kursi dan terkesan lebih elegan. Sudah banyak yang pesan. Para pejabat di Kabupaten Karanganyar juga pesan ke sini. Harganya relatif murah, hanya Rp550.000/set,” jelas Bibit.

Bibit berusaha mempertahankan kualitas dengan pemilahan ban yang baik. Tidak semua ban bekas bisa menjadi kursi dengan ornamen ukir. Ia memilih ban yang masih memiliki permukaan halus dan tak berlubang. Semua itu semata-mata untuk kepuasan pelanggan. Dibandingkan produk yang sama dari Pontianak, kualitas meja kursi ban buatan Bibit lebih halus dan harganya lebih murah. Meja kursi berbahan ban bekas asal Pontianak harganya Rp999.000/set.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya