SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta--Kekalahan 0-3 yang diderita Indonesia dari Malaysia di final pertama AFF Suzuki Cup 2010 memang terasa menyesakkan.

Tapi semua harus dilupakan, ke depan, ada 90 menit penentuan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Minggu (26/12) jadi hari yang memalukan buat kesebelasan Indonesia selama kiprahnya di Piala AFF tahun ini. Datang dengan rekor selalu menang, tim ‘Garuda’ dipermak tiga gol tanpa balas.

“Suasana di ruang ganti tampak berbeda 180 derajat dari lima pertandingan yang telah kita lewati sebelumnya,” tulis striker Timnas, Bambang Pamungkas, seperti dikutip dari situs pribadinya.

Ekspedisi Mudik 2024

“Semua pemain nampak tertunduk lesu memandangi lantai ruang ganti yang basah dan kotor oleh tanah dan rumput lapangan. Keceriaan dan teriakan kemenangan itu tidak terdengar lagi, yang samar-samar terdengar hanyalah suara hembusan napas panjang dan decakan penyesalan yang keluar para pemain yang masih nampak setengah tidak percaya,” urainya.

Sebagai pemimpin tim, walau selalu jadi pemain pengganti, Bambang angkat bicara buat menaikkan moral rekan-rekannya.

“Rekan-rekan, kekalahan ini harus berhenti di ruangan ini. Kita tidak memerlukan pembahasan yang lebih panjang mengenai apa yang terjadi malam ini, tidak ada saling menyalahkan tentang apa yang terjadi di lapangan tadi. Kita menang bersama-sama dan sudah seharusnya kita juga kalah bersama-sama,” tulisnya.

Kekalahan itu bukanlah vonis akhir. Masih ada satu pertandingan lagi yang akan dijalani para punggawa ‘Merah Putih’ di depan publik sendiri di Gelora Bung Karno, Rabu (29/12).

Bambang berharap, dukungan 80 ribu penonton dan hasil selalu menang dalam lima pertandingan sebelumnya yang digelar di SU GBK bisa membuat Indonesia bermain total.

“Dan lebih daripada itu, bukankan kita masih mempunyai satu pertandingan final lagi di Jakarta. Di mana kita akan bermain di depan kurang lebih 80 ribu pendukung Garuda yang sangat fanatik dan militan,” ujar Bambang.

“Tempat di mana kita (dalam lima pertandingan terakhir), selalu mampu menghadirkan kegembiraan bagi pendukung ‘Merah-Putih’ di seluruh pelosok negeri. Jadi sangat tidak beralasan dan kurang bertanggung jawab rasanya, jika saat ini kita tertunduk lesu dan patah semangat,” lanjutnya.

Bambang juga mencontohkan kisah sukses Liverpool menjuarai Liga Champions 2005 dengan mengalahkan AC Milan melalui adu penalti setelah tertinggal 0-3 di 45 menit pertama.

Bagi Bambang, hasil akhir sebuah pertandingan sering kali sangat sulit diprediksi. Contohnya adalah kemenangan telak 5-0 Barcelona atas seteru abadinya, Real Madrid, dengan skor 5-0.

“Indonesia memang sangat jauh dari gambaran kekuatan Liverpool maupun Barcelona. Akan tetapi saya juga sangat yakin jika Malaysia tidak sekuat dan setangguh AC Milan ataupun Real Madrid,” tulis striker Persija Jakarta itu.

“Sehingga kemungkinan bagi kita (Indonesia) untuk dapat memukul Malaysia dengan skor telak di Gelora Bung Karno, juga masih sangat terbuka lebar,” demikian Bambang.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya