SOLOPOS.COM - Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul. (Antara)

Solopos.com, SOLO -- Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul mengaku kecewa rekaman suaranya yang menyebut 'siapa pun capresnya, Puan Maharani wakilnya' beredar luas ke publik.

Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu itu pun memberikan klarifikasi terkait rekaman suara itu. Ia mengakui itu adalah rekaman suaranya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bambang Pacul menjelaskan rekaman berdurasi 3 menit 46 detik tersebut diambil saat ia mengobrol santai dengan sejumlah wartawan di Semarang pada 22 Mei 2021 malam. "Sebagai pribadi tentu saya kecewa dengan tersebarnya percakapan ini," kata Bambang Pacul seperti dikutip detikcom, Selasa (8/6/2021) malam.

Baca Juga: 39 Santri Ponpes Laweyan Solo Positif Covid-19 Isolasi di Asrama Haji Donohudan

Bambang mengatakan sejak awal ia sudah menyatakan apa yang ia akan nyatakan dalam pertemuan dengan wartawan tersebut merupakan latar belakang tentang apa yang ia nyatakan secara resmi di depan publik.

"Cerita latar belakang yang saya sampaikan kepada teman-teman wartawan yang semuanya saya kenal baik. Bersama beberapa kolega yang saya percaya, dan saya nyatakan off the record, ternyata disebarluaskan," lanjutnya.

Modal Suara Golden Ticket

Dalam rekaman suara tersebut Bambang Pacul memberikan gambaran-gambaran secara gamblang terkait konstelasi politik dan modal suara PDIP pada Pilpres 2024 mendatang. Ia menyebut modal politik itu sebagai 'golden ticket'.

Baca Juga: Solo Kembali Ke Zona Oranye, Satgas Covid-19: Waspada, Jangan Sampai Merah!

Dengan 'golden ticket' itu, Bambang pun menilai Puan Maharani paling layak maju pada Pilpres mendatang. Bambang Pacul lalu membuat penggambaran melalui pengandaian dan menirukan tagline iklan produk teh botol yang cukup terkenal. Sehingga tercetuslah 'Siapa pun capresnya, wakilnya harus Puan Maharani'.

Bambang Pacul tidak menyebut rekaman suara itu bocor ke publik karena saat itu diskusi antara dirinya dan wartawan tersebut berlangsung secara terbuka.

"Yang membuat saya kecewa adalah ketidakmampuan teman-teman menjaga profesionalitas dan proporsionalitas. Sehingga terjadi hal yang mencoreng integritas teman-teman yang ada dalam diskusi itu. Komitmen dan etika saling percaya yang dibangun bersama selama ini, ternyata tidak dijaga dengan baik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya