Bambang Mustari Tutup Usia

Bambang Mustari (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Solo kembali kehilangan seniman seniornya. Pencipta lagu keroncong, Bambang Mustari, meninggal dunia di kediamannya Semanggi, RT 001/007 Silir, Senin (12/11/2012), pukul 20.50 WIB.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Bambang meninggal di usia ke-78 tahun dengan meninggalkan delapan cucu dan dua orang putra.

“Kakek meninggal bukan karena sakit. Namun karena memang sudah tua,” ucap cucu kedua Bambang, Deni Setiawan, saat ditemui Solopos.com, Selasa (13/11/2012), di kediamannya.

Mungkin banyak yang belum mengenal Bambang. Namanya memang tak mencuat seperti Andjar Any atau pengarang lagu lainnya.  Namun, beberapa karyanya sudah dikenal masyarakat sejak tahun 1970-an. Karya-karyanya yang mulai dikenal masyarakat pencinta seni khususnya keroncong dan langgam di antaranya Langgam Wuyung,  Keronto-ronto, Timbangono Katresnanku, Lara Bronto, Kencana  Katon Wingko dan  Keroncong Cinta Tak Berarti.

“Selain itu, hingga saat ini masih banyak lagi karya kakek yang sudah dihasilkan. Baik yang direkam ataupun tidak. Ya sekitar 100-an lebih,” cerita Deni.

Deni berkisah kakeknya mulai mengarang lagu sejak tahun 1964. Sejumlah lagu ciptaan kakeknya ada yang direkam dan dipopulerkan oleh penyanyi lain seperti Manthous dan lainnya. Ada pula yang tidak sempat direkam. Hingga tahun 1990 ia sudah menciptakan sekitar 58 lagu dan syair ciptaannya sendiri maupun bersama seniman lain.

Enam bulan lalu, Bambang sempat membuat lagu terakhirnya berjudul Senandung Lestari yang mengisahkan tentang perjalanan hidupnya. Setiap membuat karangan lagu, Bambang yang menyandang tunanetra, dibantu rekan atau keluarganya untuk menuliskan ide-idenya.

Sementara Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (Hamkri), Wartono, saat ditemui di kediaman almarhum, mengatakan Bambang adalah sosok inspiratif. Dengan keterbatasan pada penglihatannya, ia masih  konsisten dan bisa menulis sejumlah karya yang hebat.

Ika Yuniati/JIBI/SOLOPOS