SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenggelam (JIBI/Solopos/Dok)

Ilustrasi tenggelam (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SUKOHARJO — Warga RT 002/RW 010, Dukuh Gumpang Lor, Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, gempar setelah mengetahui kabar tewasnya Muhammad Alfino Arisanto, anak balita berusia tiga tahun yang tinggal bersama neneknya, Sanijem, 80. Alfino hanyut di Kali Pabelan, Desa Pabelan, Sabtu (1/6/2013). Ia ditemukan tak bernyawa oleh ayahnya sendiri, Catur Arisanto, 32, tersangkut batu besar pada aliran kali tersebut beberapa ratus meter dari rumahnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Informasi yang dihimpun Solopos.com di lokasi kejadian, Sabtu, awalnya sekitar pukul 09.00 WIB, Alfino bermain-main di kali di sebelah utara rumahnya. Mengetahui hal itu, sang nenek, Sanijem, segera mengingatkan dan memintanya kembali ke rumah. Bocah laki-laki itu pun kemudian kembali ke rumah dan meminum susu yang telah disiapkan neneknya.

Ekspedisi Mudik 2024

Sanijem kemudian menjemur pakaian yang baru saja ia cuci di depan rumahnya. Alfino lalu keluar dari rumah dan pergi ke samping rumah. Sang nenek yang mengetahui hal itu membiarkan saja karena ia hampir selesai menjemur pakaian.

Setelah selesai, ia mencari sang cucu di samping rumah. Tetapi sang cucu tak ia temukan. Ia lalu memberi tahu ayah Alfino, Catur, yang tengah bekerja sebagai buruh bangunan tak jauh dari rumah itu. Sang ayah mencoba mencari, tetapi tak juga ketemu. Ia kembali mencari putra keduanya itu sekitar pukul 12.00 WIB saat istirahat makan siang.

Malang, ia menemukan jasad sang anak yang telah meninggal pada batu besar di aliran kali itu beberapa ratus meter dari rumahnya.

“Saya menduga dia terpeleset dan jatuh ke kali. Tadi saya menyusuri kali itu karena sudah dua jam ia belum ketemu juga. Saya temukan dia di bawah jembatan dekat masjid milik jemaah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) beberapa ratus meter dari sini,” ungkap Catur saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Sabtu siang.

Ibu korban, Dwi Ariyanti, 24, kepada Solopos.com, Sabtu, mengaku telah mendapat firasat sejak dua pekan lalu. Menurutnya, biasanya Alfino tidak mau ditinggal kalau ia akan berangkat kerja. Tetapi, dua pekan terakhir sang anak yang menurutnya telah fasih berbicara itu tidak rewel saat ia pamit berangkat kerja.

“Tidak ada luka pada tubuhnya. Kemungkinan ia jatuh tengkurap lalu enggak bisa berenang kemudian meninggal. Terakhir kali saya ketemu anak saya kemarin [Jumat (31/5/2013)] sore sekitar pukul 17.00 WIB. Ia melambaikan tangan seperti tanda perpisahan. Selain itu, suami saya juga mendapat firasat, dari empat sendok di meja makan, hanya satu sendok terkecil yang jatuh,” ujar perempuan yang tidak tinggal serumah dengan anaknya itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya