SOLOPOS.COM - Baliho Puan Maharani di Kantor DPC PDIP Blitar jadi sasaran vandalisme. (suara.com/Istimewa)

Solopos.com, BLITAR — Salah satu baliho besar bergambar Ketua DPR, Puan Maharani, di Blitar jadi korban vandalisme orang tak dikenal. Baliho di Kantor DPC PDIP PDIP Kabupaten Blitar itu ditulisi “open BO” menggunakan cat semprot hitam.

Kubu PDIP pun bereaksi. Mereka melaporkan kejadian itu ke polisi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Istilah “open BO” biasa digunakan dalam dunia prostitusi online via media sosial. “Open BO” merujuk pada frasa open booking.

Seperti dikutip dari suara.com, Senin (26/7/2021), Informasi baliho Puan ditulisi “open BO” itu diketahui berdasarkan foto yang diterima awak media. Dalam foto itu terlihat Puan menyematkan ucapan “Selamat melaksanakan Rapat Kerja Daerah PDIP Jawa Timur. Di Bumi Bung Karno 21 Juni 2021”.

Tepat di bawah kalimat ucapan tersebut, terlihat tulisan berwarna hitam dengan cat semprot memakai huruf kapital, “Open BO”.

Di samping kalimat ucapan tersebut terpampang foto Puan berukuran besar dengan menggunakan pakaian adat.

Belum diketahui aksi vandalisme tersebut dilakukan oleh siapa dan sejak kapan dilakukan. Namun, berdasarkan keterangan Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela, pihak perwakilan PDIP sudah ada yang melaporkan kejadian tersebut.

Pihak yang melaporkan kasus tersebut ke polisi yakni sukarelawan dari anggota DPR RI Fraksi PDIP, Arteria Dahlan, yang memang diketahui memiliki daerah pilih di Jawa Timur.

Baca Juga: Yang Posting Puan Maharani, Yang Disalami Netizen Malah Ganjar

“Orangnya Pak Arteria membuat pengaduan soal itu. Mungkin karena produk internal kan bisa dibuat laporan untuk tindak lanjutnya,” ujar Leo kepada wartawan.

Kemudian muncul pertanyaan, mengapa PDIP sebegitu geram atau bawa perasaan alias baper sampai-sampai aksi vandalisme ini berujung laporan polisi.

Coreng Harga Diri Puan

Menanggapi hal itu, pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, menilai semua dilakukan PDIP tersebut untuk harga diri Puan sebagai kandidat calon presiden untuk Pilpres 2024 mendatang.

“Bisa saja itu soal harga diri partai dan Puan sebagai capres. Jadi aksi vandalisme tersebut bagi PDIP tak bisa ditolerir,” kata Ujang saat dihubungi, Senin.

Baca Juga: Songsong Pilkada 2024, Puan Maharani Konsolidasikan PDIP di Jatim

Ujang mengatakan jika PDIP hanya berdiam diri saja dan tak memperkarakan aksi vandalisme tersebut ke polisi bisa berakibat masalah besar ke depan. Belum lagi kekhawatiran adanya aksi susulan.

“Aksi vandalisme tersebut jika dibiarkan maka akan semakin besar dan mungkin akan masif terjadi di banyak daerah lain. Untuk mengantisipasi hal tersebut, makanya PDIP lapor ke polisi,” tuturnya.

Selain itu, menurut Ujang langkah PDIP melaporkan aksi vandalisme tersebut ke polisi untuk menghindari tercorengnya nama besar partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut. Jika sudah tercoreng Puan diprediksi akan sulit bergerak.

Baca Juga: Kunjungi Solo, Puan Maharani: Kepala Daerah Jangan Tutup-Tutupi Kasus Covid-19 !

Lebih lanjut, ketika ditanya apakah aksi vandalisme ini dilakukan karena sosok Puan sebagai Ketua DPR RI atau kandidat capres, Ujang menyebut aksi tersebut diduga karena Puan untuk 2024.

“Aksi ini dilakukan lebih pada sosok Puan yang ingin maju di Pilpres 2024,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya