SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Di kampung Samirono, Scholastica Wahyu Pribadi seorang mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta mengajarkan tari balet dan tari tradisional gaya Jogja secara gratis untuk anak-anak dan remaja. Dua tari berlatar belakang berbeda itu, Minggu (23/5) malam berhasil dipentaskan.

Mengambil judul Ballet Java Dance The Ugly Duckling, kedua tari berlatar belakan berbeda itu ditampilkan berbarengan di panggung Bale Budaya Samirono, Dusun Samirono, Catur Tunggal, Depok, Sleman.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penonton berjubel, sebab tari berdurasi 45 menit ini melibatkan 65 penari yakni  Scholastica dan semua anak didiknya yakni warga Samirono.

Dengan bantuan penata panggung Sapto Sutrisno, pentas ini tampil minimalis dengan background serba hitam. Tiang-tiang pendapa yang berada ditengah sengaja dihias menjadi pohon berdaun sehingga tampak lebih menarik dengan lampu warna yang menambah aksen panggung.

Scholastica, yang akrab disapa Tika mengumpulkan beberapa musik yang kemudian dipadu bersama temannya. Mulai dari musik balet, hingga tari tradisional gaya Jogja. Busana yang dikenakan para penari berwarna-warni, Tika yang memilihkan.

Sejumlah anak berdandan layaknya penari balet, juga penari Gambyong. Syifa Anjani, salah satu warga Samirono yang ikut menari, mengaku senang bisa tampil. Ini pertama kalinya dia belajar dan langsung bisa tampil. “Aku memang suka tari jawa, gerakannya sulit, tapi senang,” ujar siswi kelas 3 SD IT Lukman Hakim ini.

Jauh sebelumnya, Tika mengaku mendapat info dari salah seorang teman bahwa kampung Samirono membutuhkan pengajar tari. Setelah mengajukan proposal ke pihak kampus, Tika bersama dua temannya, Sulung Setyawan Wibowo dan Obey Angga Nursyahid dengan percaya diri mulai masuk dalam kehidupan warga Samirono.

“Samirono adalah kampung yang berada di tengah kota, dibilang tradisional bukan, dibilang kota, bukan juga. Mereka sudah lama menginginkan ada pelajaran tari di kampung, makanya saya datang,” ujarnya.

Tika sempat kesulitan terjun di antara masyarakat Samirono, apalagi yang dihadapinya adalah anak-anak. Syukurlah, tekat mahasiswi Bahasa dan Seni UNY semester 6 ini tak pudar hingga akhirnya berhasil mengajak anak didiknya pentas bersama. “Jangankan puas, anak-anak sudah pas ketukannya saja saya sudah sangat senang. Tapi syukurlah bisa,” lanjut perempuan asal Gunungkidul ini.(Wartawan Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya