SOLOPOS.COM - Pengunjung memberi makan rusa di Taman Balekambang, Solo, Jumat (22/7/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Solo berpesan agar revitalisasi Taman Balekambang Solo yang menyedot anggaran Rp198 miliar menitikberatkan pada konsep ruang terbuka hijau (RTH) dan public space.

Selain itu, benda cagar budaya di area taman juga harus dilestarikan lantaran memiliki nilai sejarah sebagai peninggalan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagoro VII. Hal ini disampaikan anggota TACB Solo, Susanto, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (24/7/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Taman Balekambang berfungsi sebagai RTH sekaligus paru-paru kota yang bisa dimanfaatkan masyarakat Kota Solo. Mereka bisa berekreasi atau sekadar berkumpul bersama keluarga di area taman.

“Saya setuju jika tak mengubah fungsi dan peruntukan sebagai taman. Banyak masyarakat tertarik mengunjungi Taman Balekambang karena lokasinya sejuk, asri, dan tenang,” katanya.

Susanto menyebut Taman Balekambang adalah salah satu peninggalan KGPAA Mangkunagoro VII yang dibangun pada 1921. Taman tersebut dibangun sebagai wujud kasih sayang KGPAA Mangkunagoro VII kepada kedua putrinya, GRAy Partini dan GRAy Partinah. Banyak benda cagar budaya yang tersebar di area taman.

Baca Juga: Taman Balekambang Solo bakal Dirombak Total, DPRD Wanti-Wanti Soal Ini

Kini, sebagian bentuk benda cagar budaya itu berubah lantaran dimakan usia dan tergerus alam. “Saya kasih contoh, kolam di sisi selatan bentuk awalnya melengkung. Sekarang sudah lurus. Jadi, sebagian benda cagar budaya sudah berubah fungsi. Tetap harus dijaga dan dilestarikan,” ujarnya.

Pohon Langka

Ketua Prodi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS Solo itu menyampaikan beragam jenis pohon langka di area Taman Balekambang Solo juga wajib dipertahankan. Tanpa pohon-pohon langka yang rindang itu, Taman Balekambang tak lagi memiliki daya tarik bagi masyarakat.

Dia meminta agar pemerintah melibatkan TACB Solo dan pegiat sejarah sebelum mengerjakan proyek revitalisasi taman tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan benda cagar budaya tetap di posisi semula.

Baca Juga: Dirombak, Balekambang Solo bakal Jadi Taman Termewah di Asia Tenggara

“Prasasti KGPAA Mangkunagoro VII di sekitar kolam sempat dicuri orang tak dikenal pada 2007. Ada dua orang pencuri yang membawa prasasti ke Boyolali. Anehnya, kedua pencuri itu meninggal dunia setelah mencuri prasasti. Artinya apa, benda-benda itu sakral. Ini yang harus diperhatikan selama pengerjaan proyek revitalisasi taman,” paparnya.

Susanto menyampaikan bakal memberikan usulan dan saran kepada pelaksana proyek revitalisasi Taman Balekambang Solo. Dia menunggu pertemuan sosialisasi rencana proyek revitalisasi taman sebelum dikerjakan pada Agustus.

Sementara itu, Kepala UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang, Sumeh, menyatakan konsep dan desain detail engineering design (DED) Taman Balekambang telah dipaparkan di hadapan legislator DPRD. Hal serupa juga akan disampaikan saat bertemu dengan pegiat seni dan budaya serta pegiat sejarah di Kota Bengawan.

Baca Juga: Telan Rp198 Miliar, Apa Saja Yang Dirombak Di Taman Balekambang Solo?

Pertahankan Nilai Sejarah

Sumeh memastikan revitalisasi tak akan menghilangkan nilai sejarah yang erat hubungannya dengan Pura Mangkunegaran. “Justru konsep revitalisasi taman ingin mengembalikan perjalanan sejarah Taman Balekambang yang dibangun oleh KGPAA Mangkunagoro VII,” ujarnya.

Sebelumnya diinformasikan, Taman Balekambang Solo digadang-gadang menjadi taman termewah di Asia Tenggara setelah selesai direvitalisasi. “Konsep awal gedung kesenian dibangun mewah dengan ornamen-ornamen di dalam gedung yang harganya cukup mahal. Hal ini berimbas pada biaya pemeliharaan taman senilai Rp2,4 miliar dalam setahun,” katanya, Jumat (22/7/2022).

Desain proyek revitalisasi Taman Balekambang menggabungkan unsur seni dan budaya, taman outdoor, serta pusat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan produk unggulan Kota Solo. Taman Balekambang bakal dilengkapi amphitheater atau gelanggang terbuka untuk pertunjukan hiburan dan seni.

Baca Juga: Fantastis! Anggaran Revitalisasi Taman Balekambang Solo Rp198 Miliar

Amphitheater itu terkoneksi dengan gedung kesenian di dalam area taman. Di atas taman bakal dibangun jalan untuk pengunjung agar bisa menikmati pesona taman dari sudut pandang berbeda. Pengunjung bisa berjalan kaki menyusuri jalan yang menghubungkan sisi timur dengan sisi barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya