SOLOPOS.COM - Rifat Sungkar (JIBI/SOLOPOS/Antara)

SIAP BERTARUNG -- Rio Haryanto berpose diatas mobil saat konferensi pers tentang persiapannya berlaga diajang Grand Prix 2 (GP2) di Jakarta, Selasa (20/3). Rio yang bergabung dengan Tim Marussia Carlin akan ikut serta dalam ajang GP2 Series 2012 dan seri perdananya digelar 23 Maret 2012 di Sirkuit Sepang, Malaysia. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Pekan ini PT Pertamina (Persero) meluncurkan dua pembalap Merah Putih yang didukung untuk bertarung ke tingkat internasional. Rio Haryanto bertarung di ajang GP2 sementara Rifat Sungkar beraksi di reli dunia kelas Production World Rally Championship (PWRC).

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Asa Pertamina tentu saja agar para pembalap dengan Garuda mengepak di dada itu mati-matian mengibarkan Merah Putih ke tingkat dunia. Serupa ketika Doni Tata didukung bertarung di ajang MotoGP. Tentu saja, tak bisa dipungkiri jika misi mendukung pembalap alias atlet profesional tentu lekat dengan hitung-hitungan ekonomi. Lekat dengan rencana bisnis atau pemasaran yang sedang atau ingin dicapai oleh Pertamina, dalam hal ini bisnis pelumas.

Bisnis mencatat, Pertamina sedang getol menyasar pasar dunia. Salah satu modal adalah sertifikasi approval dari Mercedes-Benz dan BMW untuk merek Fastron Gold yang membuat Pertamina percaya diri menargetkan ekspansi ke 19 negara. Sebelumnya, pelumas Pertamina merek Mesran, Prima XP, dan Pertamina ATF sudah diekspor ke berbagai negara, termasuk Belgia, Saudi Arabia, Myanmar, Singapore, Taiwan, Philipina, Timor Leste, Malaysia, Nepal, Australia, Jepang, Thailand, Korea, Nepal dan China. Sementara di Pakistan dan Uni Emirat Arab, Pertamina masuk dengan merek Zipex.

Mendunia memang target jangka panjang Pertamina menuju Top 15 World Lubricants Player tahun 2018 dengan target marketing share 1,82% dari awalnya hanya 0,9%. Untuk tahun ini, Pertamina menargetkan memasarkan produk ke Seattle, Amerika Serikat.

Kembali soal balap, sudah beberapa tahun Rifat Sungkar menjadi duta bagi Prima XP. Pembalap yang bernaung di bawah bendera RFT Management bersama navigator Scott Beckwith tersebut tak sekali saja mengibarkan Merah Putih di negeri seberang.

Tahun lalu, di ajang Asian Pacific Rally Championship (APRC), Rifat mampu finis di peringkat ketiga dari enam seri perlombaan di Malaysia, Australia, Kaledonia Baru, Selandia Baru, China, dan Jepang. Finis di posisi ketiga tersebut adalah peningkatan prestasi dibandingkan pencapaian prestasi Rifat pada reli serupa tahun 2010 yang hanya berada di peringkat keempat. Dengan prestasi ini, pantas jika Rifat naik kelas membawa nama Pertamina Fastron Gold ke Eropa.

Dengan Mitsubishi Evo X, putra sulung pasangan pembalap nasional Helmy dan Ria Sungkar ini akan mempertaruhkan nama Indonesia di seri pembuka Portugal pada 29 Maret hingga 1 April mendatang. Dari Portugal, Rifat akan beranjak ke Acropolis untuk meramikan seri kedua WRC pada 25-27 Mei dilanjutkan dengan seri ketiga di Jerman pada 22-26 Agustus, seri keempat di Prancis pada 4-7 Oktober, seri kelima di Italia pada 18-21 Oktober, dan seluruh rangkaian akan ditutup dengan seri pamungkas di Spanyol pada 1-4 November.

Jelas ini pertaruhan bagi Fastron Gold. Jika Rifat sukses, bukan tidak mungkin brand pelumas Pertamina bakal meroket. Jika tak mampu, minimal Fastron Gold bisa mencuri perhatian di ajang lintas negara tersebut.

Tak Ada ke Roda Dua
Lalu bagaimana dengan Rio Haryanto? Putra Sinyo Haryanto asal Solo ini seberuntung joki roda dua asal Sleman, Doni Tata yaitu branding corporate secara keseluruhan, alias menjadi duta Pertamina ke tingkat dunia.

Rifat Sungkar (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Jangan heran jika yang tersemat di dada kedua pembalap itu adalah entitas Pertamina bukan produk Pertamina. Sebagai contoh, Doni Tata saat bertarung, membawa bendera Yamaha Pertamina Indonesia Racing Team (YPIRT). Sayang Doni dengan motor seadanya tak berkutik di MotoGP kelas 250cc musim 2008.

Kali ini, untuk Rio yang tergabung di tim Marussia Carlin, Pertamina tak main-main. Untuk kontrak selama dua tahun di ajang GP2 atau sekelas di bawah Formula One itu, Pertamina mengguyur tak kurang dari 4 juta euro atau setara Rp48,54 miliar. Angka sebesar ini jelas bukan jumlah main-main jika melihat Pertamina sudah tak mendukung para pembalap roda dua bertarung di tingkat Asia atau internasional yang tak pernah sepi peminat dan juga menjadi pasar yang disasar Pertamina. Padahal jika dihitung-hitung tak sedikit sumbangan kendaraan roda dua untuk menggemukkan kantong Pertamina. Dari pembelian BBM saja, sampai tahun lalu ada 8,2 juta unit motor yang butuh premium dan pertamax agar bisa jalan.

Sementara dari sisi pelumas, sampai akhir tahun lalu saja penjualan pelumas produksi BUMN migas tersebut hingga akhir 2011 mencapai sekitar 200.000 kiloliter dari target 180.000 kiloliter atau menguasai 60% market share pasar pelumas eceran dalam negeri. Dari total volume pencapaian penjualan pelumas Pertamina, sekitar 60% masih didominasi oleh penjualan pelumas untuk otomotif yang terbanyak oli bagi motor roda dua, sedangkan sisanya untuk industri.

Pasar terbesar pelumas motor roda dua Pertamina saat ini masih berada di Jawa atau setara 60%-70% dengan membesarnya pengguna pelumas bagi motor skuter otomatik (skutik), dengan peningkatan penjualan di luar Jawa yang besarannya mencapai 5% hingga 10%.

Angka jualan oli Pertamina masih bisa membesar jika ditambah, oli yang Pertamina dikemas oleh mitra Pertamina, PT. Federal Karyatama, yang bekerja dengan PT. Federal Motor selaku produsen sepeda motor Honda memproduksi merek Federal Oil. Padahal biaya satu pembalap roda dua untuk bertarung di tingkat Asia atau Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Supersport 600cc hanya sekitar Rp2 miliar, bahkan jika langsung mendukung dua pembalap hanya butuh Rp3 miliar.

Kenapa AARC? Ajang balap Supersport ini satu kelas di bawah kelas Moto2 yang dipertandingkan bersama-sama oleh MotoGP yang menggunakan mesin Honda 600cc. Soal penonton, sudah menjadi fakta penonton MotoGP lebih banyak dibandingkan Formula One yang juga menyajikan balap GP2.

Jika Rp48,54 miliar kontrak Rio dialihkan untuk mendukung pembalap roda dua, Pertamina sudah bisa mendukung penuh 12 hingga 16 pembalap Merah Putih selama satu musim! Jika dibagi dua musim tinggal masih ada cukup banyak pembalap Indonesia. Dengan hasil terburuk kompetisi yang ketat, ada harapan pembalap Merah Putih yang bisa naik kelas ke Moto2.

Sayangnya dukungan pada pembalap roda justru getol dilakukan oleh adik asuh Pertamina dari jiran, Petronas. BUMN migas Malaysia itu menjadi sponsor utama AARC dan membina pembalap-pembalap 600cc setelah mencabut dukungan bagi tim MotoGP Yamaha Racing Factory.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya