SOLOPOS.COM - Puluhan remaja yang terjaring razia balap liar sedang mengganti komponen kendaraan yang tidak standar sebelum kembali dibawa pulang di Mapolres Gunungkidul, Minggu (8/12/2013). (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Kepolisian Resort Gunungkidul melakukan razia balap liar di Perbatasan Gunungkidul-Bantul, tepatnya Jembatan Desa Getas, Kecamatan Playen, Minggu (8/12/2013) dini hari. Puluhan pembalap liar beserta sepeda motornya berhasil diamankan ke Mapolres Gunungkidul.

Dalam razia yang digelar sekitar pukul 01.00 WIB tersebut, polisi sempat mendatangi lokasi balap liar di Jalan Wareng-Paliyan, Kecamatan Wonosari. Namun, polisi tidak mendapatkan hasil karena balap belum dimulai sehingga saat polisi datang pembalap liar lari tunggang langgang.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

Tak ingin kecolongan lagi, saat mendatangi balap liar di Jalur Arah Delingo, Bantul, polisi mengepung dari dua arah. Pembalap berikut penonton yang sedang berkumpul di sekitar Jembatan Getas pun tak bisa lari. Hanya beberapa yang berhasil melarikan diri masuk ke semak-semak perkebunan.

Tidak kurang dari 50 remaja yang sebagian besar warga Bantul dan sepeda motornya digelandang ke Mapolres Gunungkidul. Selanjutnya mereka dibina untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya.

Kepala Polres Gunungkidul Ajun Komisaris Besar Faried Zulkarnaen menyatakan, banyak laporan masyarakat yang merasa terganggu dengan adanya aktivitas balap liar tersebut sehingga pihaknya akan terus menggiatkan razia balap liar di sejumlah titik-titik yang sering menjadi ajang balapan liar.

“Bukan saja menggelar kebut-kebutan, puluhan pemuda tanggung ini, juga ditengarai mabuk dan menjadikan balap liar menjadi ajang taruhan,” kata Faried.

Dari 40 motor yang diamankan, 7 di antaranya hingga Minggu siang belum diambil oleh pemiliknya. Faried mengimbau motor tersebut agar segera diambil. Tidak ada biaya unntuk mengambil motor. Hanya motor yang tidak lengkap diharuskan untuk melengkapinya di Mapolres Gunungkidul, kemudian baru bisa dibawa pulang.

Sementara salah satu Pembalap liar Nirwan, 17, warga Deling, Bantul mengaku saat razia berlangsung dia sempat melarikan diri namun karena sudah dikepung dia tidak bisa lari dan hanya pasrah digelandang ke Mapolres. Nirwan mengaku sudah hobi balapan sejak kecil sehingga saat temanya mengajak balapan dia tak langsung mengiyakan. “Lebih asyik balapan seperti ini [balap liar] daripada balapan resmi,” ucap dia di sela-sela memperbaiki motornya.

Kasikem, 63, salah satu orangtua Ishak, 17, dari Delingo, Bantul terpaksa mendatangi Mapolres untuk menjemput anaknya. Kasikem mengaku tidak mengetahui anaknya ikut balapan liar. “Semalam izinnya keluar mau beli bensin, eh kok ikut balapan,” katanya, heran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya