SOLOPOS.COM - Kompleks Balai Kota Semarang. (lombafoto.semarangkota.go.id)

Balai Kota Semarang ditata sehingga jauh dari kesan kumuh.

Semarangpos.com, SEMARANG — Kawasan Balai Kota Semarang ditata demi menghapus kesan kumuh land mark Kota Atlas tersebut. Penataan Bakali Kota Semarang itu diawali dengan pembangunan pusat jajan serba ada (pujasera) untuk menampung belasan pedagang kuliner yang sebelumnya menyumbang andil dominan kesan kumuh tempat itu.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Kami akan tata dengan bantuan dana CSR [corporate sosial responsibility] dari PDAM Tirta Moedal Semarang,” ungkap Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Rabu (20/7/2016).

Deretan kios warung makan itu sebelumnya hanya terbuat dari kerangka bambu itu dengan atap terpal warna biru sehingga kerap dijuluki sebagai “warung makan tenda biru”. Kini, warung-warung bertenda biru itu sudah rata dengan tanah. Para pekerja juga sudah terlihat memasang kerangka-kerangka besi untuk bangunan pujasera, sementara itu para pedagang makanan dan minuman diliburkan selama proses pengerjaan.

Ita—sapaan akrab Hevearita—menjelaskan lokasi tersebut akan diganti dengan bangunan tenda permanen yang lebih elegan dan modern, sementara itu desainnya sudah disiapkan pihak donatur. Ia menyebutkan proses pengerjaan pujasera itu sudah dimulai sejak pekan lalu dan ditargetkan rampung dalam satu bulan sehingga bisa segera dimanfaatkan para pedagang untuk beraktivitas lagi.

“Para pedagang sudah saya ajak bicara dari hati ke hati dan mereka setuju. Prinsipnya, ini semua untuk kebaikan bersama. Wong tidak ada pedagang yang digusur. Hanya ditata agar lebih baik,” katanya.

Menurut dia, penataan kawasan balai kota, termasuk pembangunan pujasera itu dilakukan untuk menghilangkan kesan kumuh, apalagi tempat tersebut merupakan pusat pelayanan warga Kota Semarang. Nantinya, kata Ita, beberapa pedagang buah, nasi pecel, termasuk jam dan remote control yang selama ini mangkal di selasar kantor juga dimasukkan ke los pujasera sehingga tidak lagi semrawut.

“Setidaknya ada 14 pedagang yang memiliki hak menempati los di pujasera. Saya yakin tingkat kelarisan pedagang tidak akan terpengaruh sama sekali oleh adanya penataan ini,” katanya sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara.

Sementara itu, Syawal, salah satu pedagang makanan di kawasan balai kota menyambut baik penataan kawasan itu selama masih diizinkan untuk berdagang di pusat pemerintahan Kota Semarang itu. “Saya pasrah dan ‘manut’ saja karena niatnya memang baik. Selama ini kan kami menggantungkan hidup dari berjualan makanan, melayani sarapan dan makan siang pegawai di sini,” pungkasnya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya