SOLOPOS.COM - Jamaludin, 34, dan Lani Retnowati, 34, menyiapkan sop ayam pesanan pembeli di warung mereka bernama Sop Ayam Bu Lastri, Jl. Rajawali, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, Jawa Tengah. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Pasangan suami istri Jamal dan Lani yang sukses merintis usaha kuliner warung makan Sop Ayam Bu Lastri di Klaten ternyata gemar bersedekah. Warga Kampung Kampung Bareng Kidul, Klaten Tengah, itu giat menggulirkan kegiatan Jumat berkah.

Kegiatan itu berupa pembagian nasi bungkus yang disebar ke sejumlah masjid di Klaten sebagai sajian bagi jemaah sehabis salat Jumat. Semua nasi bungkus itu dibeli Jamal dan Lani dari hasil menyisihkan pendapatan mereka yang mencapai Rp50 juta hingga Rp80 juta per bulan.

Promosi Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama

“Hasil pendapatan itu saya gunakan untuk membeli menu seperti nasi bungkus disebarkan ke masjid-masjid untuk hidangan jamaah saban habis Salat Jumat,” kata Lani saat berbincang dengan Solopos.com, di warungnya di trotoar Jl. Rajawali, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, Jawa Tengah, pekan lalu.

Hiii... Genderuwo Mata Merah - Gundul Pringis Gentayangan di Jalan Menco UMS Solo

Lani yang mengaku punya tiga unit mobil itu menyiapkan satu kendaraannya untuk kegiatan sosial di kampung. Pasangan Jamal dan Lani juga mengangkat sembilan anak yatim menjadi anak asuh. Semua biaya sekolah dan kebutuhan sembilan anak tersebut ditanggung oleh pasangan ini.

Pasangan Jamaludin, 34, dan Lani Retnowati, 34, itu juga bercita-cita memberangkatkan umrah kedua orang tua serta mendirikan masjid.

"Bagi kami, banyak bersedekah bisa membukakan pintu rezeki," sambung Lani.

Sop Ayam Bu Lastri, Jl. Rajawali, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, Jawa Tengah. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Sebelum menjadi pebisnis kuliner yang sukses, Jamal dan Lani telah merasakan getirnya kehidupan. Pasangan Jamal dan Lani ternyata pernah hidup paspasan dan melakoni pekerjaan sebagai tukang rosok serta pencari kroto.

Jamal juga sempat bekerja sebagai tukang bangunan. Ketika tak ada order, Jamal menjalani rutinitas sebagai tukang rosok atau mencari kroto dibantu istrinya.

Manohara Pindah Agama?

“Setiap cari rosok itu saya biasa bawa magnet untuk mencari paku keliling di wilayah Klaten,” kata Jamal.

Penghasilan Jamal dan Lani dari pekerjaan itu tak menentu. Rata-rata mereka mendapat Rp50.000-Rp100.000 per hari. Tak hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari, pendapatan pasangan satu anak tersebut digunakan untuk menanggung utang ibunda Lani.

“Ibu saya dulu jualan sup namun vakum setelah sakit-sakitan dan masih punya hitungan dengan rentenir sehari itu bisa butuh sampai Rp70.000 untuk melunasi. Saya cari rosok untuk melunasi itu,” kata Lani yang mengaku tak tamat SMP.

Bermodal tabungan Rp500.000, Jamal dan Lani membuka warung sup dengan berjualan mulai subuh ketika warung yang biasa buka di tempat mereka kali ini mangkal tutup. Awalnya, mereka hanya menyembelih tiga ekor ayam.

Kronologi Penangkapan Vitalia Shesya Bareng Pacar Terkait Narkoba

Lambat laun, jumlah pembeli kian meningkat. Jam buka warung berubah mulai pukul 01.00 WIB, pukul 00.00 WIB, hingga kini mulai berjualan pukul 21.00 WIB. Jumlah ayam yang mereka sembelih terus bertambah hingga kini butuh 30-35 ayam per hari.

Warung makan tersebut kabarnya sering didatangi artis ibu kota seperti Didi Kempot dan Soimah Pancawati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya