SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL—Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) menggelar ekspedisi karst Gunungsewu di sejumlah gua di Gunungkidul mulai hari ini,(11/7), hingga Rabu (13/7) mendatang. Kegiatan tersebut untuk mempopulerkan karst sebagai kawasan lindung serta mampu menjadi potensi wisata termasuk membebaskan perbukitan karst dari aksi penambangan.

Deputi Survei Sumber Daya Alam Bakosurtanal, Priyadi Kardono, Senin (11/7) menjelaskan, ekspedisi gua di Gunungkidul sebagai langkah untuk mempopulerkan kawasan karst terutama sebagai wisata dan kawasan lindung yang harus dijaga. Ia mengakui, kawasan karst di Gunungkidul memiliki nilai sejarah yang tinggi, sehingga kelestarian harus dipertahankan agar dapat dinikmati generasi selanjutnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Priyadi menambahkan, karst di Gunungkidul menurut sejarah ilmu geografi merupakan gundukan batu yang muncul dari permukaan dasar laut. Maka dari itu, sebagian besar kawasan karst di Kabupaten terluas DIY ini menyimpan sumber daya air melimpah.

“Prediksi geografi memang Gunungkidul itu dahulunya laut, akibat proses alam kemudian muncul menjadi perbukitan. Itu bisa dilihat pada wilayah kawasan pantai seputar Sadeng,” terang Priyadi kepada Harian Jogja, usai melepas tim ekspedisi.

Tim yang turut melakukan ekspedisi berjumlah 25 orang yang merupakan kesatuan dari UGM, ITB, UI, Watimpres, serta sejumlah yayasan karst di Indonesia.(Harian Jogja/Sunartono)

Foto: Tim Ekspedisi Geografi Indonesia usai menggelar audiensi dengan Pemkab Gunungkidul, Senin (11/7).(Harian Jogja/Sunartono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya