SOLOPOS.COM - Seorang penggemar bonsai di Plupuh, Sragen, memelihara bakalan bonsai berukuran besar di kediamannya untuk kemudian diperdagangkan, baru-baru ini. (Istimewa/PPBI Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Bakalan bonsai di wilayah Sragen cukup diminati para penghobi bonsai. Harganya pun bervariasi sesuai dengan ukuran dan prospek ke depannya. Harga bakalan itu antara Rp50.000-Rp10 jutaan.

Prospek budidaya bonsai itu disampaikan Ketua Perhimpunan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Sragen Parsono saat dihubungi Solopos.com, Senin (22/3/2021). Parsono menyampaikan bonsai harganya mahal dan peminatnya hanya kalangan tertentu sehingga harga relatif stabil.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Murah! Harga Tanah di Wonogiri Selatan Mulai Rp50.000/Meter, Pantas Dilirik Jadi Sentra Industri

Dia mengatakan justru untuk peminat bakalan dan bibit meningkat belakangan karena banyak anggota PPBI Sragen yang aktif menjual bakalan dan bibit di pameran bonsai dan lewat media sosial (medsos).

“Harga bakalan dan bibit itu relatif terjangkau. Dengan berjualan bakalan dan bibit itu bisa menopang ekonomi keluarga di masa pandemi ini. Untuk transaksinya memang tidak tercatat sehingga belum diketahui nilai transaksinya,” jelas Parsono yang juga pensiunan pejabat eselon II Pemkab Sragen itu.

Harga

Dia menjelaskan harga untuk bibit dan cangkokan rata-rata Rp50.000-an tetapi kalau bakalan lebih mahal, Rp300.000-Rp1 jutaan. Dia menyebut ada juga yang bakalan berukuran besar dan prospek baik bisa dinilai dengan harga Rp10 jutaan.

“Yang bikin nilai jual tinggi itu di antaranya jenis pohonnya dan nilai dari pohonnya atau kematangannya. Kematangan pohon itu dilihat dari lekukan akar, lekukan batang, sampai percabangannya. Februari lalu, ada teman yang jual tiga pohon atau tiga pot laku Rp300 juta. Artinya satu paket bonsai itu laku Rp100 juta,” ujarnya.

Baca Juga: Ditinggal Minggat Suami, Korban Kecelakaan Maut di Perempatan Kebakkramat Karanganyar Tulang Punggung Keluarga

Seorang penggemar bonsai asal Plupuh, Sragen, Tarto, mengatakan berjualan bonsai sekarang cukup lancar tetapi teman-temannya sesama pengrajin bonsai merasa tidak laku karena daripada beli bonsai lebih baik untuk beli beras.

“Tetapi kalau bakalan ramai. Meskipun hasilnya hanya cukup untuk beli rokok. Bakalan yang diminati itu jenis pohon ficus,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya