SOLOPOS.COM - Bahtiar (JIBI/SOLOPOS/Ist)

Bahtiar (JIBI/SOLOPOS/Ist)

Sosoknya sangat bersahaja dan wajahnya seperti selalu tersenyum. Staf Humas UNS bidang relasi media ini selalu menggunakan hati dalam menjalankan tugasnya. Tujuh tahun mengabdikan diri melayani awak media dengan berbagai karakter makin membesarkan rasa cintanya pada dunia pers. Hidupnya dia persembahkan sepenuhnya bagi pelayanan jurnalisme profesional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bapak dua anak ini aktif mengikuti berbagai kegiatan insan media tidak hanya pada jam kerja. Salah satu kegiatan yang begitu dia gemari bermain futsal bersama jurnalis Kota Solo yang tergabung dalam Solo Pers Futsal Club (SPFC) saban hari Selasa malam. Pak Bah, sapaan akrabnya, juga aktif dalam latihan sepak bola kendati umurnya sudah 53 tahun.

Selain untuk mengakrabkan diri dengan pers, olahraga juga untuk menjaga fisik menjelang masa pensiunnya. Karakter humoris laki-laki kelahiran Makassar 7 Juli 1958 itu membuat Pak Bah mudah bergaul dengan berbagai karakter insan pers.

Salah satu keunggulannya yakni membuat singkatan lucu kata-kata. Dalam setiap kesempatan Pak Bah selalu tampil dengan ungkapan-ungkapan nyelenehnya. Salah satu yang cukup dikenal yakni DKP atau dikongkon pers atau di bawah komando pers (DKP), merujuk situasi dimana Pak Bah menjadi penghubung antara awak media dengan narasumber di UNS.

Melalui spontanitasnya telah lahir lebih dari 1000 ungkapan unik nan lucu. Bahkan beberapa ungkapan kini menjadi kata kunci bagi awak media saat bergaul dengan suami dari Dian Nugraheni Martiningtyas itu. Menariknya lagi Pak Bah mengaku tidak pernah meniru singkatan lucu dari orang lain. Suatu ketika ada seorang kenalannya yang iseng mencatat jumlah ungkapan lucu Pak Bah. Selama 28 hari Pak Bah mampu menelurkan sekitar 153 istilah/singkatan lucu.

Saat ini, Pak Bah mengaku sangat sedih bila teringat segera memasuki masa pensiun, tiga tahun lagi. Pensiun berarti Pak Bah harus berpisah dari rutinitas DKP yang benar-benar disenanginya. Walau terkadang konflik kepentingan antar awak media benar-benar menyita konsentrasinya. “Saat DKP beberapa kali dalam kondisi tensi tinggi, teman-teman kadang ngoyak-oyak sehingga harus sangat sabar. Pikiran saya tidak bisa tenang bila belum bisa memenuhi permintaan
teman-teman pers,” pungkas dia.

Kurniawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya