WONOGIRI--Sekitar 80% wilayah kecamatan Tirtomoyo terancam lonsor saat musim penghujan tiba. Data tersebut disampaikan Camat Tirtomoyo, Teguh Waluyatmo saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (10/9/2012).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Teguh mengatakan struktur geografis Kecamatan Tirtomoyo yang terletak di daerah pegunungan dan mayoritas rumah penduduk di dekat tebing-tebing curam sehingga muncul daerah-daerah rawan longsor.
Teguh menambahkan, saat ini kecamatan Tirtomoyo baru mendapatkan sebuah alat pendeteksi dini gerakan tanah yang diletakkan di desa Hargorejo.
“Alat ditempatkan tersebut merupakan kawasan padat penduduk. Selain itu Hargorejo tempat paling rawan longsor dari tempat lainya di Tirtomoyo. Bencana lima tahun lalu bahkan menewaskan tujuh orang,” ujarnya.
Selain itu, dia menambahkan titik rawan longsor semula empat desa yaitu Desa Hargorejo, Geneng, Sidorejo dan Hargosari, namun saat ini titik rawan hampir menyeluruh di berbagai desa.
Antisipasi, kata Teguh, saat ini mulai sosialisasi dengan gerakan satu orang satu pohon dalam setahun. Dirinya mengaku saat musim hujan tim Search and Rescue (SAR) selalu memantau di daerah-daerah rawan.
Teguh menambahkan, gerakan penanaman pohon dinilai berhasil kita melihat antusiasme warganya yang membeli bibit tanaman di pasar.
“Setiap hari pasaran saya survei ke pasar melihat bibit tanaman itu selalu habis, dan beberapa warga sudah mulai sadar bahaya bencana karena mereka menanam bibit tersebut di tebing-tebing rawan longsor,” ujarnya.