SOLOPOS.COM - Deretan water barrier tidak tertata rapi di Jl. Jenderal Sudirman, Solo, Selasa (28/1/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Pengendara sepeda motor ramai-ramai membongkar barrier (pembatas) besi di Jl. Slamet Riyadi, tepatnya di depan Stasiun Purwosari hingga simpang empat Kerten, Selasa (28/1/2020). Mereka nekat membuka pembatas jalan beroda itu demi bisa berputar balik.

Mereka tak sadar aksi mereka bisa membahayakan tak hanya bagi mereka sendiri tapi juga orang lain. Aksi tersebut dilakukan saat jam sibuk sehingga kerap menimbulkan kemacetan. Posisi barrier yang tak lagi tepat di tengah jalan dapat membahayakan pengendara lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal serupa terjadi di Jl. Jenderal Sudirman, water barrier di lokasi itu juga kerap berantakan. Pembongkaran tidak hanya dilakukan warga yang ingin putar balik, tapi juga mereka yang melaju dari Jl. Mayor Kusmanto menuju Jl. Ronggowarsito.

Salah seorang pengguna jalan, Sofia Rasidia, 32, mengaku kerap menyaksikan aksi tak terpuji pengguna jalan tersebut. Ironisnya, mereka saling bantu membongkar barrier tersebut.

Saat mendapati ada satu pengendara mencoba membongkar barrier di Jl. Slamet Riyadi sekitar Purwosari, pengendara di belakangnya membantu. Mereka kemudian sama-sama berhenti di tengah.

Jadwal Pemadaman Listrik Solo dan Sragen, Rabu (29/1/2020)

"Nah, pengendara di belakangnya lagi ikut mengantre. Kemacetan pun terhindarkan. Padahal celah untuk memutar balik tidak terlalu jauh dari situ. Saya sangat menyayangkan kebiasaan ini karena bisa membahayakan pengendara lain,” kata dia kepada Solopos.com, Selasa.

Pengguna jalan lain, Ihsanuddin, 34, pernah menyaksikan seorang pengendara sepeda motor yang sengaja menendang water barrier di Jl. Jenderal Sudirman agar jatuh. Setelah water barrier itu jatuh, ia yang berkendara dari arah selatan putar balik menuju utara.

“Seharusnya water barrier kan saling terkait jadi enggak mudah dibuka. Nah, sepertinya dia mengecek apakah barrier itu terkait atau tidak dengan menendang. Setelah jatuh dia manfaatkan celah itu untuk putar balik. Mungkin sudah jadi kebiasaan karena dia tahu barrier mana yang mudah jatuh saat ditendang karena isinya kosong,” beber Ihsanuddin.

Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Ari Wibowo, mengaku kesulitan menindak pengguna jalan yang berulah tersebut. Ia hanya meminta kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas.

Pemasangan barrier, sambung Ari, bertujuan mencegah kecelakaan lalu lintas. “Kami punya tim yang mengecek barrier setiap pagi dan sore. Kalau berantakan, ya, kami rapikan lagi. Tapi memang setiap hari selalu mendapati kondisi barrier tidak rapi seperti semula. Kesadaran masyarakat sangat kurang,” kata dia.

Pilkada Sragen: Politikus PKB Ini Santer Dikabarkan Bakal Jadi Pasangan Yuni

Ari mengatakan di Jl. Jenderal Sudirman petugas sengaja menambah barrier di sekitar lampion shio dengan harapan warga masuk ke dalamnya saat berswafoto. Namun, kondisi itu justru dimanfaatkan warga sebagai celah untuk putar balik.

“Sedangkan yang di Purwosari sempat ada usulan pemasangan barier beton atau dicor sekalian, tapi sebentar lagi pembangunan flyover Purwosari dimulai. Barrier segera dipinggirkan dan diganti papan penutup proyek. Karena itu, kami memilih bersabar dan terus memantau lewat CC Room,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya