SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin virus corona atau covid-19. (Solopos/Dok)

Solopos.com, NEW DELHI – Sejak virus corona merebak pada 2020 lalu, vaksin Covid-19 mulai dibuat dan didistribusikan ke seluruh dunia. Namun, penyebaran vaksin tidak merata.

India dengan lonjakan korban kewalahan untuk melakukan vaksinasi ke semua warganya. Negara lain dengan sumber dana yang minim bahkan tidak mampu membeli vaksin untuk seluruh seluruh warganya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mengutip dari Vox, Rabu (5/5/2021), Pusat Inovasi Kesehatan Global Universitas Duke mengungkapkan negara besar dengan penghasilan tinggi akan lebih leluasa membeli vaksin Covid-19.

Negara-negara kaya itu bisa membeli vaksin hingga setengah dari jumlah stok yang ada. Sementara negara dengan penghasilan rendah hanya bisa membeli 9%. Ketimpangan ekonomi tersebut menjadi faktor tidak meratanya vaksin di seluruh dunia.

Baca Juga: PSHT dan PSHW Bentrok di Blitar, Polisi Amankan 28 Pesilat

Sebut saja negara adidaya, Amerika Serikat, yang telah membeli vaksin Covid-19 setengah dari jumlah warganya. Dengan ketersediaan vaksin Covid-19, Amerika Serikat mampu melakukan vaksinasi setengah dari jumlah warganya pada tahap pertama.

Sementara  negara yang berpendapatan rendah kesulitan dan bersabar mendapatkan vaksin. Negara seperti Guinea hanya mampu memvaksin kurang dari 1% dari jumlah warganya.

Mereka hanya bisa pasrah menunggu giliran mendapatkan vaksin dari negaranya. Menderita sakit dan kematian akan menghantui mereka selama dia belum mendapatakn suntikan vaskin Covid-19.

Ketimpangan antara negara kaya dan negara miskin ini akan terus terjadi. Negara miskin di dunia seperti Guinea harus menunggu hingga dua tahun kedepan untuk dapat membeli vaksin.

Negara termiskin di dunia akan kesulitan untuk mendapatkanm persediaan vaksin. Mereka tidak mampu bersaing dengan negara kaya untuk dalam menyediakan vaksin virus corona.

Baca Juga: Bupati Karanganyar: Tidak Ada Open House, Jangan Halalbihalal Keliling Kampung!

"Itu tidak masuk akal dan sangat bertentangan dengan kepentingan negara-negara kaya," kata profesor hukum kesehatan global, Georgetown Lawrence Gostin, seperti mengutip dari Fox.

Negara termiskin akan menjadi ancaman dunia karena korban yang terus bertambah akibat virus yang terus tersebar. Sedangkan vaksin belum mereka dapatkan.

Strategi Negara Kaya Dapatkan Vaksin Corona

Perusahaan vaksin untuk virus corona dunia yang disetujui untuk mengembangkan berlokasi di negara-negara kaya. Saat Pandemi Covid-19 meluas pada tahun lalu, negara-negara seperti AS, Inggris, dan Uni Eropa mengadakan perundingan untuk membuat kesepakatan dengan perusahaan farmasi.

Perusahaan yang mengembangangkan perusahaan farmasi tersebut juga berlokasi di dearah perbatasan mereka.

Kesepakatan negera-negara kaya pun membuahkan hasil. Negara-negara itu berani mengeluarkan dana besar untuk untuk mengembangkan vaksin. Dengan timbal balik  mendapatkan akses utama vaksin dari perusahaan farmasi.

Kesepakatan yang mereka buat yang berdampak pada negara-negara miskin. Negara dengan anggaran dana yang minim itu diperintah utunk membeli jutaan dosis vaksin. Tidak hanya vaksin yang legal dipasarkan, negara-negara miskin harus membayar vaksin ilegal di awal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya